IDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Mereka yang tumbuh sebagai tipe vacillator, memiliki orangtua yang tidak bisa diprediksi. Sebagai anak, mereka belajar tidak bergantung pada orangtua.
Ini karena mereka mendapat afeksi yang tidak konsisten, sehingga banyak dari tipe cinta ini mengalami ketakutan yang justru tak diperlihatkan. Ketika anak tipe ini diperhatikan oleh orangtua, mereka kadang justru marah atau enggan untuk menerima.
Dalam masa dewasa, tipe cinta ini mencari pasangan memberikan perhatian dengan konsisten. Mereka punya tendensi untuk menciptakan hubungan ideal. Namun saat hubungan itu tak terwujud, mereka akan sangat kecewa.
Tipe cinta vacillator kerap salah paham terhadap pengalaman yang diterima, baik itu dalam konflik internal diri maupun tekanan emosional dalam hubungan dengan pasangan. Mereka bisa sangat sensitif namun cuek pada perubahan yang dialami dalam hubungan.
Hubungan sehat didapat jika tipe cinta ini belajar mengenal serta memahami pasangan terlebih dahulu sebelum berkomitmen. Hal ini dilakukan sebagai upaya meminimalkan kekecewaan.