Perkembangan teknologi telah memengaruhi cara individu bertemu melalui adopsi aplikasi kencan digital yang memfasilitasi hubungan dengan mudah melalui sekali swipe. Namun dalam beberapa tahun terakhir, popularitas aplikasi kencan mulai menurun, menyulitkan individu dalam menemukan hubungan yang bermakna dan berkontribusi pada penurunan tingkat pernikahan di Indonesia.
Survei dari Lunch Actually, sebuah biro jodoh dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, menunjukkan bahwa hanya 12 persen jomblo yang menggunakan aplikasi kencan setiap hari, sementara 42 persen lainnya bahkan tidak menggunakan aplikasi kencan sama sekali. Perubahan ini mencerminkan dorongan masyarakat untuk kembali ke pendekatan yang lebih tradisional dalam mencari hubungan yang lebih mendalam dan berarti.
Violet Lim, CEO dan Co-Founder dari Lunch Actually Group, mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan mengapa saat ini budaya swipe tampaknya telah bergeser kembali ke pendekatan tradisional. Kira-kira, apa saja penyebabnya? Cari tahu melalui artikel berikut, yuk!