Udah Ikutan Web Dating Tapi Status Lajangmu Tak Kunjung Berubah? Cari Tahu Penyebabnya di Sini!

Anggaplah kamu titip surat ke makcomblang orang untuk dikasih ke gebetan. Sesudahnya, tiada hari berlalu tanpa kamu bertanya kepada si makcomblang apakah suratmu sudah disampaikan.

Hari pertama mungkin dia lupa. Hari berikutnya dia sibuk. Berikutnya lagi ketiduran. Tapi kalau kamu gigih bertanya setiap hari, dia akan merasa nggak enak, dan mau nggak mau pasti menyampaikan suratmu itu.

Kebanyakan makcomblang virtual juga begitu. Kalau kamunya pasif, jarang nengokin akun, ogah-ogahan mengecek ini itu, ya dia juga ogah repot ngitung-ngitung algoritma demi nyariin siapa yang bisa cocok sama kamu.

Kamu sudah log in setiap hari, dan makcomblang sudah kasih beberapa gebetan untuk kamu pedekate-in lebih jauh. Katakanlah kamu sudah dapat nomor teleponnya, tapi mau langsung telepon, kok rasa-rasa malu dan nggak enak, jadi kamu putuskan untuk basa-basi dulu via chat.

“Hai.”, “Halo.”, “Salam kenal.”, “Boleh kenalan?” begitu katamu memulai.

Well, meski sopan, gaya seperti itu nggak bikin kamu langsung mencolok di mata gebetan. Mungkin dia masih akan membalas demi menjaga kesopanan juga. Tapi kamu cenderung akan tampak seperti orang yang membosankan dan hanya membuang-buang waktu, sehingga si gebetan jadi malas juga meladeni.

Cobalah untuk tampak lebih bersemangat. Misalnya kamu tahu dari profilnya kalau dia suka cari makan ke tempat yang jauh. Maka kamu bisa mulai chat begini: “Hai! Jadi kamu suka cari makan ke tempat yang jauh, ya? Ke mana yang paling jauh? Cari makanan apa?”

Jangan lupa, sekarang sudah banyak aplikasi chat yang bisa digunakan gratis tanpa memperhitungkan panjang pendek teks. Jadi, chatting-lah seelegan mungkin! Hindari chatting begini, “Hai! Jd km ska cri mkn k tmpt yg jau ea? Kmna yg plg jau? Cr mknan apz?” kalau usiamu sudah lebih dari seperempat abad. Lagipula ini baru gebetan, jadi kamu perlu untuk membangun imej yang baik, tepercaya, dan meyakinkan sebagai calon pasangan.

Pastikan kamu tahu apa tujuan bergabung dengan dan apa yang kamu cari dari sebuah web-dating. Apakah kamu sekadar mencari teman dekat, pacar, atau sekalian pasangan untuk menikah. Apapun itu, tegaslah untuk menyampaikan maksudmu sejak tahap pedekate, supaya ekspektasi masing-masing pihak tetap terjaga.

Sah-sah saja kalau kamu masih pilih-pilih. Tapi tolong, kasih kesempatan orang lain untuk memutuskan juga apakah mereka mau dijadikan pilihan atau tidak.

Jodoh adalah salah satu rahasia Tuhan. Jadi, ketika mencari jodoh, ada baiknya sambil tetap berdoa meminta petunjuk Tuhan. Kamu bisa minta pada-Nya agar dipertemukan di mana saja, dengan cara apa saja, dan kapan saja Tuhan mengizinkan (mudah-mudahan sih diizinkan sesegera mungkin).

Ada baiknya kamu tidak terlalu cepat bersikap skeptis dalam mencari jodoh via makcomblang virtual. Konon katanya Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Itu artinya, segala cara bisa Dia jadikan perantara untuk mengabulkan permintaanmu.

Kamu sudah melakukan empat poin sebelumnya dengan sepenuh daya dan upaya, tapi tetap saja sampai sekarang kamu masih melajang? Ini bukan salah makcomblangnya, atau salah kamu, atau salah si gebetan, atau salah Cinta dan teman-temannya! Mungkin memang waktunya yang belum diizinkan Tuhan. (ingat doamu di atas, “kapan saja Tuhan mengizinkan”).

Kalau sudah begini, apa lagi yang bisa dilakukan?

Kamu bisa melakukan lagi poin 1 – 4 dengan daya dan upaya yang lebih besar lagi. Sampai akhirnya Tuhan yakin bahwa kamu sudah layak diizinkan bertemu dengan si tambatan hati. Yakin deh, apa yang datang dari Tuhan tidak pernah terlalu cepat, terlalu lambat, terlalu kurang, atau terlalu berlebihan. Semuanya pas, baik waktu maupun porsinya.