Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sumber Gambar: muslimahcorner.com
Sumber Gambar: muslimahcorner.com

"Hai apa kabar sayangku?"

Mungkin kamu sedikit terkejut saat mendapati surat dariku ada di kotak surat depan rumahmu. Maaf jika aku memilih untuk mengirim tulisan seperti ini. Namun semenjak pertengkaran terakhir kita, aku merasa butuh cara lain untuk bicara denganmu. Mungkin melalui surat ini, aku sedikit banyak bisa menumpahkan perasaanku selama berjuang di perantauan. Untuk semua yang ingin kukatakan, semoga kamu bersedia mendengarkan.

Berada jauh darimu adalah hal yang tidak pernah ku syukuri hingga hari ini. Jika bisa, ingin rasanya aku memangkas ratusan kilometer yang memisahkan kita.

Aku mengerti sayang bahwa kamu tentu memiliki keinginan seperti pasangan lainnya. Bisa bersua kapan saja tanpa perlu terhalang oleh kenyataan bahwa kita berada di kota berbeda. Kamu tentu iri dengan temanmu yang bisa dengan mudah menemukan prianya di mana saja. Bersenda gurau dan berbagai cerita secara langsung, tanpa harus mengandalkan teknologi tatap muka via satelit seperti yang kita lakukan.

Kamu berkali-kali mengeluhkan ini padaku. Kamu selalu bilang bahwa seandainya aku di sana, pasti semuanya akan terasa lebih mudah. Sesekali kamu pun menangis menyesali mengapa hingga sekarang aku masih bertahan di sini, bekerja di kota yang berbeda denganmu. Asalkan kamu tahu, sungguh tidak mudah untukku, berpisah denganmu dalam waktu yang lama. Di sini, di kota asing ini, aku sering memaki diri sendiri setiap kali aku gagal membuatmu bahagia.

Dari priamu,

Yang sedang menabung rindu.

Editorial Team