Toxic femininity (feminitas beracun) merupakan sebuah istilah yang secara luas mengacu pada tekanan yang dihadapi oleh perempuan terhadap nilai binerisme gender mereka. Praktik ini sering kali menyertakan tindakan perempuan untuk "tetap tunduk" dalam menghadapi dominasi dan agresi dari pihak laki-laki.
Toxic femininity beranggapan bahwa perempuan secara harfiah kurang memiliki hak dan pilihan. Hal tersebut lebih sering dikaitkan dengan hubungan perempuan dengan seorang laki-laki. Ini melibatkan figur seorang ayah yang kemudian setelah menikah diambil alih oleh suami si perempuan.
Feminitas beracun mengklaim bahwa perempuan yang baik adalah mereka yang pendiam, penurut, menarik, dan penuh perhatian. Jadi, dalam hal ini perempuan didefinisikan dengan cara yang sangat dangkal dengan membudayakan objektifikasi perempuan.