Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
stylenoted.com

Seorang penata rambut memang sering kali disangka penyirih yang mampu menyulap rambut yang tadiny biasa saja menjadi lua biasa bagusnya. Dengan kemampuannya, mereka bisa membuat rambut menjadi tontonan semua orang. Namun, pernahkah kamu berpikir apa yang menjadi kendala dalam pekerjaan mereka? Kendala mereka justru terletak pada customer mereka sendiri, lho. Gak percaya? Ini nih 7 hal yang sering kali kamu lakukan yang tanpa sadar membuat para penata rambut kamu ngelus dada.

1. Meminta potongan rambut seperti selebriti papan atas, sedangkan kamu memiliki jenis rambut yag berbeda dengannya

fitnesskites.com

Ya, penata rambut memang dibayar untuk mengubah rambutmu menjadi sebagus mungkin, tapi, tidak seharusnya kamu memintanya untuk mengubah rambutmu menjadi rambut selebriti jika kamu memiliki tipe rambut yang berbeda jauh dengannya. Model rambut yang terlalu jauh bisa membuat penata rambutmu geleng-geleng kepala dan mengelus dada tanpa kamu sadari

2. Kamu meminta penata rambutmu melakukan keajaiban, bahwa rambutmu bisa 100% persis dengan rambut orang lain.

youtube.com

Kamu mungkin mengeluarkan banyak uang untuk membayar, juga kamu mengizinkan pemotongan dan pewarnaan yang maksimal agar terlihat persis seperti foto yang kamu pegang, misalnya. Dalam hati kamu berharap bahwa rambutmu harus jadi sama persis seperti yang di foto, tapi kamu perlu tahu bahwa penata rambut bukanlah dukun. Setiap orang memiliki jenis rambut yang berbeda. Bentuk wajah juga berpengaruh saat pemotongan rambut, jadi, jika hasilnya tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, jangan kecewa apalagi memarahi penata rambutmu, ya!

3. Mencoba mengubah tipe rambut dari dasarnya.

augrav.com

Mengubah tipe rabut dari dasar tetu adalah hal yang bisa membuat setiap penata rambut menarik nafas panjang. Banyak sekai teknologi canggih yang bisa membuat semua orang memiliki model rambut apa saja yang mereka suka; lurus menjadi bergelombang atau sebaliknya. Namun, tetap, mengubah tipe rambut dari dasarnya merupaka hal yang mustahil.

4. Hal keempat yang membuat mereka mengelus dada adalah kamu meragukan kinerja mereka.

huffingtonpost.com

Setiap penata rambut pasti akan berusaha sebaik mungkin agar kamu bisa mendapat hasil terbaik yang kamu ingikan. Ini yang perlu kamu ingat untuk jangan meragukan kinerja mereka. Mereka lebih berpengalaman dan pasti sudah sering menggarap rambut bentuk apapun. Meragukan mereka jelas bisa membuat mereka tersinggung.

5. Berpura-pura bahwa kamu puas padahal tidak.

rd.com

Percayalah, jangan melakukan hal ini dihadapan penata rabut. Mereka akan lebih suka jika kamu terbuka dengan mengatakan ketidakpuasanmu maka mereka akan mencari cara untuk mencoba memperbaikinya. Jika kamu berpura-pura dengan berate puas padahal tidak, maka kamu tentu tidak akan pernah memiliki penata rambut “langganan” lagi.

6. Tidak mau mengakui bahwa kamu salah memberikan instruksi.

rd.com

Saat pemotongan rambut, penata rambutmu pasti akan bertanya seberapa banyak yang ingin kamu potong, saat inilah kamu harus mengingat dimana instruksimu. Jika memang instruksimu berbuah tidak bagus, janga menyalahkan penata rambutmu. Atau jika kamu ragu-ragu, kamu bisa meminta saran padanya agar dia yang menentukan kecocokan bentuk rambut dan wajahmu.

7. Sibuk dengan "urusan" pribadi, tapi setelah selesai dan hasilnya tidak sesuai, kamu marah tidak jelas.

yourbeautyadvisor.com

Kamu mungkin sibuk bertelepon atau chatting sehingga kamu sering kali tidak menjawab pertanyaan dari penata rambutmu, setelah selesai dan hasilnya kurang bagus, kamu menyalahkan penata rambut dan memarahinya tidak jelas. Hal-hal semacam ini yang bisa membuat para penata rambut mengelus dada untuk sabar, kamu serharusnya bisa lebih perhatian terhadap apa yang mereka kerjakan terhadapmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team