ilustrasi parfum (pexels.com/Marek Mucha)
Secara etimologis, misk thaharah berasal dari dua kata, yakni misk yang berarti wewangian dan thaharah yang berasal dari bahasa Arab yang artinya bersuci dari hadas atau najis. Misk thaharah merupakan jenis parfum khas Timur Tengah yang terbuat dari minyak kasturi yang bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Dalam ajaran Islam, penggunaan wewangian seperti misk thaharah untuk membersihkan area intim setelah menstruasi, merupakan bagian sunah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sunah tersebut, Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar setiap perempuan menggunakan sepotong kain atau kapas yang sudah diberi wewangian untuk membersihkan vagina setelah menstruasi.
Adapun bunyi sunah yang dimaksud telah tertuang dalam hadis riwayat Muslim. Dari Aisyah Radhiayallahu Anha, seorang perempuan pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang mandi bersih setelah menstruasi. Kemudian, beliau memerintahkannya tata cara bersuci. Beliau bersabda:
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya.” Perempuan itu kemudian bertanya lagi, “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau pun bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka Aisyah menarik perempuan itu, kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya (potongan kain/kapas).” (HR Muslim: 332).
Berdasarkan hadis tersebut, banyak perempuan muslim, khususnya di daerah Timur Tengah yang kemudian memilih misk thaharah untuk bersuci setelah menstruasi. Selain itu, misk thaharah juga mempunyai tekstur yang lebih kental sehingga wangi yang dihasilkan pun cukup menyengat dibandingkan dengan parfum biasa.