Talkshow The Essentiality of Beauty di Universitas Multimedia Nusantara pada Jumat (19/9/2025). (IDN Times/Adyaning Raras)
Brandon, salah satu mahasiswa UMN (Universitas Multimedia Nusantara) angkatan 2025 yang hadir, menyampaikan pandangannya mengenai makna kecantikan. Baginya, kecantikan tidak bisa dipahami secara sempit hanya dari penampilan luar.
Dengan lugas, ia mengatakan bahwa kecantikan itu sangat subjektif. “Pertama, fisik. Kedua, mental. Ketiga, pikiran. Keempat, sikap,” sebut dia.
Mahasiswa lain, Florencia, mengatakan bahwa kecantikan bukan soal keselarasan wajah, tetapi bagaimana seseorang bisa menampilkan dirinya dengan aura yang positif. Dengan begitu, ia akan menjadi lebih menarik dan dinilai cantik.
Selaras dengan jawaban mereka, L’Oreal Indonesia lewat buku The Essentiality of Beauty juga menerangkan bahwa kecantikan begitu beragam yang sudah ada sejak dulu. Melanie Masriel selaku Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia, mengatakan bahwa kecantikan sudah menjadi kebutuhan dasar yang membentuk tren dan ritual kecantikan sejak dulu.
Beauty is a universal quest. Demikian L’Oreal menunjukkan bahwa setiap generasi punya caranya masing-masing dalam mendefinisikan dan merawat kecantikan.
“Jadi, kalau definisi kosmetik menurut Badan POM itu adalah satu bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia. Bagian luar tubuh manusia itu apa aja? Epidermis, rambut, kuku, bibir, kordon jari teluan, gigi, membran mukosa mulut. Untuk tujuan apa? Membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau, melindungi atau tidak kondisi bumi. Jadi, yang namanya kosmetik itu luar biasa luasnya,” ujar Melanie saat mengisi talkshow di UMN pada Jumat (19/9/2025).