Kegiatan WELLSharing (dok. WELLSharing)
Sebagai seorang perempuan yang juga bekerja, Hilly mengaku bahwa ia pun masih mendapatkan pandangan yang negatif dari sekitar. Perihal menikah merupakan hal yang disorot oleh banyak orang, seperti stigma atau pandangan negatif kepada perempuan yang menikah di usia akhir 20-an.
“Saya menikah di umur 27 tahun, mungkin bagi orang lain, itu adalah umur yang sudah terlambat untuk perempuan. Tetapi menurut saya, ya itu porsi saya segitu. Waktu saya untuk menikah di tahun tersebut, kayak gitu. Banyak yang bilang, 'Kamu nikah dulu aja. Nanti kalau kamu S3 langsung, nanti makin takut nih laki-laki yang mau mendekati,'” katanya.
Hilly melanjutkan, “Menurut saya, ketika perempuan itu dibatasi dan pembatasnya adalah standar orang lain kayak gitu, ya itu tidak bisa memberikan pengembangan diri bagi perempuan.”
Setiap orang berhak untuk tumbuh dan berkembang. Namun, bukan berarti hal-hal seperti itu membuat perempuan harus merendahkan diri atau merendahkan kualitas demi mendapatkan pasangan. Dari persoalan ini, Hilly juga melihat bahwa tataran perempuan berada di lingkup domestik dan mengurus rumah tangga saja.
Hilly berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan seharusnya memiliki kesamaan dalam hal akses. Ia berkata, “Menurut saya, perbedaan perempuan dan laki-laki itu hanya dalam segi biologisnya saja. Tentunya akan berdampak pada pengalaman biologis, misalnya ketika perempuan memiliki rahim, ya nanti berpotensi hamil dan melahirkan sehingga memiliki anak. Sudah punya anak dan memiliki payudara, ya potensi menyusui. Tetapi, akses-akses untuk, misalkan kerja, ketika ada ibu-ibu pekerja dan sedang menyusui, ya jangan ditutup akses bekerjanya.”
Artinya, perempuan juga berhak mendapatkan lingkungan kerja yang friendly terhadap ibu menyusui dan ibu hamil. Bagi Hilly, perempuan dan laki-laki bisa menjadi sama secara akses, tetapi yang terpenting adalah membuat lingkungan lebih menghargai pengalaman biologis perempuan. Ketika lingkungan bisa menghargai hal tersebut, maka perempuan juga bisa mendapatkan akses yang sama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.