Webinar Talk to Scientists “Talenta Perempuan untuk Kemajuan Riset Indonesia”. 21 April 2021. IDN Times/Klara Livia
Setelah membahas background dan kontribusi para peneliti perempuan ini, webinar juga membahas mengenai tantangan yang dihadapi peneliti perempuan. Menurut Prof. Dwi, peneliti perempuan harus bekerja dua kali lebih berat daripada peneliti laki-laki.
"Perempuan peneliti harus bekerja dua kali lebih berat daripada laki-laki. Terutama di dunia saya, ketika harus melalui medan yang cukup berat, kadang saya pun merasa, 'Duh, mampu gak ya?' Mabok laut, kena lumpur, dan lainnya. Tapi setelah mendapat apa yang saya cari, rasanya semua terbayarkan," terangnya.
Melanjutkan pernyataan Prof. Dwi, Dr. Kurniawati dan Dr. Tjandra merasa peneliti perempuan juga menghadapi dilema tentang peran domestiknya sebagai istri dan juga ibu.
"Perempuan itu ternyata banyak menghabiskan waktunya untuk mengurus rumah. Akhirnya perempuan sulit untuk waktu training. Padahal itu penting sekali, saya sebagai peneliti merasa belum optimal dan ingin mengembangkan lagi," terang Dr. Kurniawati.
"Sejak menikah, saya merasa rumah menjadi kodrat saya, sehingga keluarga jadi prioritas nomor satu. Ketika kita dapat tawaran fellowship keluar negeri, saya sulit menerima karena ingat anak-anak. Jadi, saya hanya menerima tawaran jangka pendek seperti 1-2 bulan saja," ungkapnya.