Safira Amalia ketika sedang presentasi di Sagara Foundation (dok. Safira Amalia Nuranisa)
Sagara Foundation adalah salah satu jawaban dari keresahan Safira terkait isu pendidikan saat ini. Sagara Foundation berada di bawah naungan perusahaan Sagara Technology. Terbentuknya Sagara Foundation pun merupakan CSR (Corporate Social Responsible) dari Sagara Technology. Safira menyebutkan, perjalanan dan latar belakang Sagara Foundation pun cukup panjang serta banyak prosesnya.
"Secara notaris, terbentuknya pada April 2022. Latar belakangnya karena pandemi Covid-19, kita berpikir bahwa mungkin banyak anak yang kehilangan orangtuanya. Mungkin banyak juga anak-anak yatim piatu yang gak punya kesempatan mengenyam pendidikan, baik formal maupun non-formal. Kita dari Sagara ingin berkontribusi dalam hal itu," tuturnya.
Secara umum, Sagara Foundation ini semacam yayasan bimbingan belajar, namun fokus di ranah teknologi. Misalnya seperti mengajarkan anak-anak terkait coding, programming, dan sejenisnya. Namun, karena bentuknya memang yayasan, jadi seluruh programnya ini gak dipungut biaya.
"Program utama kami adalah Yatim Piatu Teknologi. Di program ini, kami memberikan kesempatan untuk teman-teman yatim piatu agar bisa memperoleh pendidikan berbasis teknologi. Kita memberikan kelas mingguan gratis secara offline. Jadi, kegiatannya dilaksanakan setiap hari Sabtu di kantor Sagara (Bandung, Summarecon Gedebage). Kita juga memberikan kelas online untuk wawasan tambahan para siswa," jelas Safira.
Program Sagara Foundation juga memang dikhususkan untuk anak yatim piatu dan berasal dari keluarga kurang mampu. Target siswanya adalah untuk jenjang SMA/SMK/Sederajat. Sagara Foundation memang mempunyai standar tertentu, sehingga kelasnya ini gak dibuka untuk umum.
Safira dan tim biasanya akan mencari partnership atau mitra berupa sekolah, yayasan, dan semacamnya. Lalu, mereka akan menawarkan program di Sagara Foundation. Setelah itu, sekolah akan mendata dan memberikan siswa-siswa yang memang berhak mendapatkan kesempatan tersebut.