Penulis dan aktivis kesetaraan gender Kalis Mardiasih, menuturkan alasan kenapa kekerasan seksual bisa sulit diatasi. Salah satu penyebabnya adalah karena nama baik kampus yang menjadi pertimbangan.
Dalam pemaparan webinar kali ini, Kalis juga menyoroti modus yang dilakukan pelaku mulai dari chatting berbau sensual melalui Whatsapp, membuat akun fake, hingga tindakan confidante. Tindakan ini bisa jadi dilakukan oleh pihak yang memiliki relasi kuasa lebih tinggi seperti dosen atau senior di kampus.
Mengingat belum adanya regulasi yang komprehensif untuk kampus hingga sekarang, pemerhati isu gender itu menekankan pentingnya individu memiliki body authority dan self respect terhadap dirinya.
"Intinya modus ini masih amat banyak, tapi kenali prinsip body authority dan self respect kamu. Oh kamu gak nyaman, itu kamu harus menyadari. Jadi ketika ada perasaan gak nyaman langsung identifikasi. Sampaikan batas yang menjadi konsen itu secara jelas. Tujuan kamu di kampus itu belajar, kamu di organisasi belajar kepemimpinan", lanjutnya.
Dengan pemaparan data di lapangan oleh mahasiswa, narasumber ahli, hingga pemerhati isu gender, maka dapat disimpulkan bahwa kolaborasi dari setiap pihak itu penting, termasuk civitas academica. Semakin banyak yang peduli dan bersuara terhadap isu ini, maka semakin banyak pula dukungan untuk pengesahan RUU PKS tahun 2021.