Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
huffingtonpost.com
huffingtonpost.com

Guruku adalah Pelita Harapanku. Makanya Mereka sering diijuluki Pahlawan tanpa tanda jasa. Banyak cara yang dilakukan oleh seorang guru untuk menunjukan kasih sayang kepada muridnya. Seperti yang dilakukan oleh guru wanita di South Carolina, Amerika Serikat ini.

Guru yang diketahui bernama Katie Blomquist ini memberikan hadiah sepeda kepada siswa yang kurang mampu ditempatnya mengajar. Enggak tanggung-tanggung, ia bahkan membagikan sebanyak 650 buah sepeda.

Bukan tanpa alasan Katie melakukan hal tersebut. Sejak tahun lalu, ia mengaku mulai mengkhawatirkan apa yang terjadi pada murid-muridnya saat sedang berada di luar kelas. Sebab, banyak dari muridnya mengalami kemiskinan.

Keinginan membeli sepeda kepada murid-muridnya berawal dari masa kecilnya yang pahit.

nbcnews.com

Keinginan wanita berusia 24 tahun ini pun semakin bertambah, ketika ia mendengar salah seorang muridnya menginginkan sepeda sebagai kado ulang tahun. Namun anak tersebut tidak bisa mewujudkannya karena orang tuanya tak mampu membelikan sepeda.

"Saya mulai memikirkan murid-murid yang lain yang mungkin tidak memiliki sepeda. Kita lupa bahwa ada banyak anak di luar sana yang tidak memiliki sepeda. Ini mengingatkan saya pada masa kecil saya," ujar Katie seperti dilansir oleh Huffington Post.

Ia kemudian memutuskan untuk mulai menabung agar dapat membelikan sepeda dalam jumlah yang banyak. Sebab, ia ingin semua anak mendapatkan sepeda tanpa ada yang terlewat satupun.

Sadar dengan keinginannya, Ia Membuat halaman di GoFundMe untuk bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk membelikan sepeda kepada murid-muridnya.

nbcnews.com

Sadar bahwa keinginannya memerlukan biaya yang besar, ia pun memutuskan untuk membuat halaman di GoFundMe. Laman tersebut ia gunakan untuk mengumpulkan uang sebanyak 65.000 USD atau setara Rp 865 juta. Namun dalam kurun waktu tiga bulan, ia berhasil mengumpulkan dana sebesar 82.000 USD atau setara Rp 1 Miliar.

"Ini menjadi 'pekerjaan' kedua saya setelah mengajar. Saya pulang kerja tengah malam, setiap malam,” ungkapnya.

Ia juga mengaku mendapatkan bantuan dari radio dan bisnis lokal dalam melakukan penggalangan dana. Bahkan yang awalnya hanya pada tingkat lokal, penggalangan dana ini pun meluas hingga ke seluruh negeri.

"Orang-orang yang tidak mengenal murid-murid kami dan sekolah kami, rela menyisihkan uang mereka untuk mewujudkan impian saya," tambahnya

Kerja keras yang ia lakukan selama hampir tujuh bulan pun terasa lunas. Ia merasa leg karena para murid sangat menyukai sepeda yang diberikan.

Pada awalnya ia ingin memberikan sepeda tersebut saat perayaan natal. Namun karena masalah keterlambatan pengiriman, sepeda tersebut baru bisa diberikan saat memasuki musim semi.

Ini kisahnya yang dirangkum dalam sebuah video. Semoga seluruh Guru Indonesia Melihatnya sebagai Insipirasi ya!

Editorial Team