Di era modern, standar kecantikan semakin tinggi, terutama dengan berkembangnya media sosial yang sering menampilkan wajah-wajah sempurna tanpa cela. Tidak sedikit orang yang terobsesi untuk selalu tampil muda dan menarik, bahkan sampai menggunakan berbagai metode medis dan estetika secara berlebihan.
Namun, tahukah bahwa ada sebuah kondisi psikologis yang menggambarkan fenomena ini? Sindrom ini dikenal sebagai Dorian Gray Syndrome (DGS). Nama sindrom ini terinspirasi dari novel klasik The Picture of Dorian Gray karya Oscar Wilde.
Dalam novel tersebut, Dorian Gray, seorang pemuda tampan, merasa takut akan penuaan dan berharap agar dirinya tetap muda, sementara potret dirinya yang akan menua. Seiring berjalannya waktu, obsesi Dorian terhadap penampilan menyebabkan kehancuran hidupnya.
Fenomena ini tidak hanya ada dalam fiksi, tetapi juga nyata dalam kehidupan modern. Banyak orang yang terjebak dalam keinginan untuk mempertahankan kecantikan dan menghindari penuaan dengan berbagai cara, bahkan jika itu berarti mengorbankan kesehatan fisik dan mental mereka.
Sindrom Dorian Gray bukan sekadar keinginan untuk tampil menarik, tetapi sebuah gangguan psikologis yang melibatkan narsisme berlebihan, ketidakmampuan untuk menerima proses penuaan, dan penggunaan prosedur estetika secara kompulsif. Lalu, apa saja fakta menarik tentang sindrom ini? Simak fakta berikut!