ilustrasi thrifting (pexels.com/Sami TÜRK)
Barang bekas yang dipilih sering mencerminkan kepribadian dan nilai seseorang. Thrifting menjadi cara mengekspresikan diri dan membedakan diri dari orang lain. Setiap item yang dibawa pulang membentuk narasi pribadi yang ingin ditampilkan. Pendekatan ini membuat orang lebih teliti saat memilih barang, menilai kualitas, dan memperhatikan estetika.
Thrifting bukan lagi soal harga atau kebutuhan semata. Aktivitas ini membentuk identitas sosial dan cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Banyak orang menemukan kepuasan pribadi ketika barang yang dipilih sesuai gaya hidup mereka. Fenomena ini menunjukkan sisi lain thrifting daripada sekadar aktivitas berbelanja.
Fenomena thrift snob memperlihatkan bahwa hobi sederhana bisa menjadi subkultur dengan aturan sendiri. Thrifting kini jadi cara mengekspresikan diri sekaligus membangun interaksi sosial. Menurut kamu, apakah pengaruh sosial dari fenomena ini akan terus memengaruhi cara orang memilih barang bekas?
Referensi:
"The Rise of Snobby Secondhand Fashion Retail" TIME. Diakses pada Oktober 2025
"Snobbism, or a Desire to Show Up & Why You Shouldn’t Be a Snob" Gentleman Gazette. Diakses pada Oktober 2025
"Don’t Be a Thrift Store Snob" Moda Mama. Diakses pada Oktober 2025
Diakses pada Oktober 2025