Wayang. Kita pasti tidak asing lagi dengan budaya yang identik dengan cerita yang disajikan bersama iringan gamelan dan sinden yang melatari jalan cerita. Namun, beberapa dari kita masih asing dengan keberadaan wayang yang satu ini. Wayang beber.
Selain wayang kulit dan wayang golek yang tidak perlu lagi dipertanyakan ketenarannya, keberadaan wayang beber sebagai salah satu budaya warisan tanah Jawa perlu untuk diketahui agar tetap lestari. Wayang beber merupakan wayang yang terbuat dari kertas atau Daluwang (Kertas Jawa) yang dilukiskan per-empat episode cerita dan pementasanya berupa pertunjukan gambar yang digelar (dibeber).
Hal ini membuat wayang beber menjadi pertunjukkan teater tutur dengan obyek gambar yang dituturkan oleh dalang dan diceritakan per-adegan. Berbeda dari wayang kulit yang berupa pementasan bayangan (shadow play), tokoh-tokoh yang sedang berbicara ditunjuk dengan tongkat oleh dalang. Meskipun begitu, sama halnya dengan jenis wayang yang lain, pementasan wayang beber juga diiringi dengan gamelan jawa beserta sinden.
Dari ekstistensi wayang beber yang hampir punah, Indonesia patut berbangga memiliki Hermin Istiariningsih atau yang sering dipanggil Bu Ning. Beliau adalah wanita satu-satunya yang mengabdikan diri sebagai pelukis wayang beber yang masih menghasilkan karya diusia senjanya.