Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret desainer dan busana yang akan tampil di IN2MF. 26 Agustus 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Jakarta, IDN Times - Indonesia Fashion Chamber (IFC) siap membawa fesyen nusantara ke Paris melalui Indonesian International Modest Fashion Festival (IN2MF) pada 7 September 2024 mendatang. Menghadirkan gaya modest khas Indonesia, tentunya ini menjadi ciri khas tersendiri untuk dipamerkan di Kota Mode.

Dengan fesyen muslim yang mendunia, IN2MF turut menggandeng desainer modest ternama, yakni Dian Pelangi hingga Itang Yunasz. Dengan partisipasi ini, tentunya Indonesia akan memiliki eksposur di dunia fesyen modest yang sopan dan tetap stylish. Penasaran apa saja yang akan dibawa Indonesia di IN2MF mendatang? Yuk, simak di bawah ini selengkapnya!

1. Hadirkan sembilan desainer ternama Indonesia yang memiliki konsep berbeda

Potret Dian Pelangi saat ditemui di press conference IN2MF. 26 Agustus 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Di IN2MF, terdapat sembilan desainer terkemuka yang digandeng untuk memamerkan dan menjual karyanya. Menariknya, setiap desainer ini memiliki konsep tersendiri dengan memanfaatkan kain-kain khas nusantara yang berbeda-beda. Dian Pelangi misalnya, membawakan konsep denim yang sedang menjadi tren di kalangan anak muda.

“Di IN2MF, saya akan membawakan streetwear yang tetap memiliki sentuhan wastra Indonesia. Salah satu bahan lain yang akan digunakan adalah denim yang juga menambah nilai sustainability,” tutur Dian Pelangi di press conference IN2MF di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan (26/08/2024).   

Adapun ia menambahkan bahwa motif-motif songket yang memiliki nilai dan filosofi juga perlu diangkat agar dapat seimbang dengan nilai modern yang dimiliki oleh bahan denim. Selain Dian Pelangi, berikut beberapa konsep lain yang akan dibawakan oleh tiap-tiap desainer:

  • Itang Yunasz: Mengangkat tema dengan nama "Arunika" yang berarti fajar, sehingga koleksi yang ditampilkan akan memiliki ciri khas berwarna biru dan hitam.
  • Wignyo: Membawakan konsep sustainable melalui daur ulang kain yang gak terpakai menjadi busana baru.
  • Dama Kara: Menampilkan batik dengan pewarnaan ampas kopi yang dikumpulkan dari coffee shop di kawasan Bandung dan tenun sutra dari para pengrajin Garut.
  • Yeti Topiah: Memamerkan koleksi yang terinspirasi dari keindahan bawah laut dengan wastra tenun kain ratu khas Jepara.  
  • Batik Chic: Menyiapkan koleksi dari kain khas Garut dengan warna-warna indigo.
  • JamilahxPrafito by Tujuh Bersaudara: Menampilkan ragam kain songket Palembang.
  • Luvnic by Luffi: Menampilkan produk dan busana batik cap dan batik tulis.
  • Brilianto: Membawakan koleksi kain jumputan Palembang dengan konsep sustainable fashion.    

2. Berkesempatan untuk menampilkan karya di department store Prancis

Editorial Team

Tonton lebih seru di