Instagram.com/garuda.indonesia
Setelah menyelesaikan sekolah penerbangannya, Ida mengikuti seleksi di Garuda Indonesia pada tahun 1999 dan dinyatakan lolos sebagai penerbang. Pada tahap seleksi, Ida harus melewati sembilan tahap dengan sistem gugur, dan fisik juga ditentukan oleh pihak perusahaan yakni postur tinggi minimal 165 cm, panjang kaki minimal 100 cm.
Ida memulai karier penerbangannya dengan posisi First Officer (FO) atau yang biasa disebut sebagai Co-pilot, terhitung sejak 1999. Ida telah mengabdi pada Garuda Indonesia selama 18 tahun dan telah menerbangkan berbagai jenis pesawat seperti Boeing B737-300/400/500 dan Airbus A330-300/200. Hingga saat ini Ida telah menempuh lebih dari 10.585 jam terbang.
Meski dalam perjalanan kariernya, ia pernah mengalami insiden tergelincirnya pesawat Garuda Indonesia di Bandara Hasanuddin pada Juni 2015 yang di-Copiloti-nya menjadi catatan, namun keahliannya mampu menutupi hal tersebut. Saat itu Ida bersama Command Capt. Nikodemus Elim menerbangkan Boeing 737-800NG PK-GFA, nomor penerbangan GA-618 rute Jakarta-Makassar.