Di beberapa telinga orang, khususnya orang Surabaya, nama C2O Library adalah sesuatu yang awam. Perpustakaan independen tersebut, menjadi tempat mencari buku sekaligus berkumpul untuk saling bertukar pikiran, menambah ilmu hingga mencari jaringan baru.
Banyak diskusi asyik dan buku langka yang bisa dipinjam pada perpustakaan yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto 22 tersebut. Adalah PERIN+1S, sebuah kolektif di bidang informasi, teknologi dan sosial, yang mengatur dan menjalankan C2O Library.
Salah satu tokoh di balik PERIN+1S tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah Kathleen Azali. Perempuan dengan tinggi berkisar 160 cm tersebut sering wira-wiri di beberapa sudut Surabaya.
Dirinya sering menjadi pembicara yang membahas praktik suatu budaya di masyarakat serta praktik teknologi dan media. Tidak kaget mengingat Kathleen sendiri dikenal sebagai seseorang yang berpikiran dalam dan punya sudut pandang berbeda dari masyarakat.
Mungkin, hal tersebut bisa tampak dari salah satu jurnalnya yang berjudul Pataya: Suatu Tinjauan Konstruksi Tempat Ngeber Komunitas Gay di Surabaya. Jurnal yang mengulik tentang perkumpulan LGBTIQ ini, bisa ditemukan lewat Google.
Terlepas dari semua itu, Kathleen lebih dikenal sebagai orang penting di C2O Library yang berhasil mengenalkan perpustakaan itu kepada publik. Namun, itupun tak mudah.
Ada perjalanan panjang yang harus dilalui Kathleen sampai bisa mengenalkan C2O Library menjadi seperti ini. Sedikit banyak, itu berhubungan dengan dirinya yang menjadi sosok perempuan.