Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi merawat alis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi merawat alis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Mencabut alis secara berlebihan dapat merusak folikel rambut dan membuat alis terlihat tipis.

  • Microblading yang berlebihan bisa menghasilkan bentuk alis yang tidak sesuai atau terlalu permanen.

  • Menggunakan produk alis secara berlebihan atau dengan warna yang tidak tepat dapat membuat tampilan alis terlihat tidak natural.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia kecantikan tentu menyadari betapa krusialnya peran alis dalam membentuk wajah dan memengaruhi penampilan. Oleh karena itu, ditawarkan banyak perawatan alis agar kita memiliki alis yang sempurna. Namun, masih banyak orang yang melakukan kesalahan dalam melakukan perawatan alis.

Kesalahan ini nyatanya dapat membuat wajah terlihat lebih tua dari usia kita sebenarnya. So, agar tetap tampil segar dan awet muda, penting untuk mengetahui kesalahan perawatan alis yang sebaiknya dihindari. Cek di sini beberapa kesalahan perawatan alis yang membuat wajah terlihat tua!

1. Mencabut alis secara berlebihan

Ilustrasi merawat alis (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Mencabut alis secara berlebihan adalah kesalahan umum yang dilakukan. Mencabut dan waxing memang bagus untuk menciptakan definisi yang lebih, tetapi ada batasan antara membentuk alis dan mencabut terlalu banyak bulu. Jika kamu mengulanginya terlalu sering, folikel rambut akan rusak dan tampilan yang terlalu banyak dicabut akan permanen. 

"Jika kamu memotong terlalu pendek dan tidak rapi, alis bisa terlihat lebih tipis, menggantung, dan tumbuh kembali secara kasar," ujar Sania Vucetaj, pakar alis dan pendiri Sania 's Brow Bar di New York City, dikutip dari laman Pure Wow.

Sebagai gantinya, ia menyarankan untuk menyisir alis ke atas dan hanya memangkas ujungnya agar alis saling tumpang tindih, membuatnya terlihat penuh dan halus. Apabila merasa alis terlalu sering dicabut, gunakan serum yang bagus untuk merangsang pertumbuhan rambut.

2. Microblading yang berlebihan

Ilustrasi merawat alis (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Microblading adalah teknik kosmetik semi-permanen untuk membentuk dan mengisi alis dengan membuat sayatan halus menyerupai rambut asli menggunakan alat genggam berisi jarum kecil yang menanamkan pigmen ke dalam lapisan atas kulit. Menurut penata rias Amber Kerns dalam Real Simple, microblading yang berlebihan merupakan salah satu kesalahan terbesar dalam perawatan alis.

Umumnya, orang-orang menggunakan microblading terlalu sering atau bentuk alis tidak sesuai dengan wajah mereka. Ini adalah perawatan semi-permanen yang bertahan satu hingga tiga tahun, jadi kamu hanya bisa menikmati hasilnya setelah perawatan selesai. Kern menyarankan untuk memilih bentuk yang terlihat rapi, tetapi tetap menyempurnakan bentuk alami alis dengan efek yang lebih sedikit permanen. 

3. Menggunakan produk berlebihan

Ilustrasi merawat alis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Ada tingkat kehalusan tertentu yang dibutuhkan saat menggunakan produk alis. Sehingga, mengisi alis terlalu penuh atau menggambar dengan pensil secara kasar adalah masalah umum, yang akhirnya terlihat tidak alami atau menghasilkan hasil akhir bersisik atau seperti lilin. Intinya adalah keseimbangan. 

"Saat mengisi alis dengan pensil atau bedak alis favorit, saya sarankan untuk mengisinya secara perlahan dengan sapuan lembut dan halus agar tidak terlalu banyak mengaplikasikan produk pada alis. Ini juga memberikan tampilan yang lebih natural," ujar Kerns, dikutip dari Real Simple.

Selain itu, pembersih, serum, tabir surya, semuanya bermanfaat untuk kulit, tetapi kamu mungkin mengabaikan efek produk perawatan kulit pada alis.

“Jangan pernah mengoleskan produk ke alis. Produk tersebut menyumbat folikel, menyebabkan alis rontok, dan mencegahnya tumbuh kembali. Perlakukan kulit seperti kulit dan rambut seperti rambut," tambah Vucetaj.

4. Mengikuti tren perawatan alis tanpa tujuan

Ilustrasi merawat alis (pexels.com/RDNE Stock project)

Tren kecantikan baru muncul setiap hari dan alis pun tak luput dari fluktuasi yang sedang tren dan yang tidak. Namun, tren yang sedang naik daun bukan berarti tren tersebut cocok untukmu.

"Selalu menyenangkan mencoba dan mengikuti tren baru, tetapi tren datang dan pergi, jadi saya sarankan untuk tidak mencoba sesuatu yang super permanen, seperti alis yang sangat tipis," kata Kerns.

Jika kamu menginginkan bentuk yang berbeda atau alis yang lebih tipis, cobalah membentuknya secara halus agar sesuai dengan tampilan baru saat kamu menemui ahli. Ini bisa dilakukan dalam satu atau beberapa kunjungan, daripada langsung mengikuti tampilan baru.

5. Menggunakan warna alis yang tidak menarik

Ilustrasi merawat alis (pexels.com/Mikhail Nilov)

Penata rias selebritas Nina Soriano, sering melihat orang menggunakan warna alis dengan undertone yang salah. Kuncinya adalah memilih warna yang paling mendekati warna dan undertone alis alami kamu, atau satu atau dua tingkat lebih terang atau lebih gelap, tergantung tampilan yang kamu inginkan. Selain itu, warna alis kamu mungkin tidak sama, sehingga membutuhkan satu atau dua tingkat tambahan untuk mendapatkan tampilan alami di seluruh alis.

"Misalnya, kamu berambut hitam, pilihlah warna yang lebih bernuansa hitam legam. Jika kamu memilih warna seperti cokelat, banyak warna cokelat cenderung memiliki undertone merah dan memantulkan warna merah di bawah pencahayaan tertentu, sehingga dapat mengganggu keseimbangan alis," ujar Soriano, dikutip dari Real Simple.  

Nah, itulah beberapa kesalahan perawatan alis yang sering dilakukan. Ada baiknya jika ingin merawat secara total langsung saja pergi ke klinik kecantikan, sehingga dapat ditangani oleh para ahli. Semoga dengan mengetahui info ini kamu tak salah lagi merawat alis, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team