Stefany Putri dan Tim (instagram.com/putciput)
“Karena melahirkan itu kan terbuka dan akan lebih nyaman buat suami kalau yang datang perempuan juga. Kalau cowok kan, nanti auratnya terlihat orang lain. Bahkan banyak orang sekarang memilih dokter itu yang perempuan. Jadi memang aku syaratkan tim bukaan itu harus perempuan,” tutur Puput
Itulah yang menjadi alasan mendasar bagi Puput untuk memilih perempuan sebagai bagian dari tim Bukaan Moment. Mempekerjakan perempuan dari berbagai latar belakang merupakan upayanya memberdayakan perempuan. Tak sembarang orang yang dipilihnya.
Di tengah dunia yang penuh dengan stereotip, women empowerment itu krusial karena perempuan juga gak kalah berpotensi dari laki-laki. Seharusnya, gender bukanlah penentu yang bisa membatasi pergerakan perempuan untuk berkarya.
Konsep kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan ini ditunjukkan Puput melalui timnya. Skill dan karakter merupakan dua hal yang penting diperhatikan sebagai birth photographer. Nyatanya, fotografer juga punya andil untuk memberikan afirmasi positif dan mendampingi proses persalinan.
“Skill memang perlu, tetapi balik lagi untuk mendokumentasikan persalinan, kita juga butuh hati yang baik. Personality yang bersahabat, tenang, sabar, karena bisa dibilang kita mendampingi mereka (klien_red) juga. Timku gak cuma foto doang, kita juga bantu mengelus. Aku selalu bilang ke mereka, coba baca artikel tentang persalinan juga, jadi kalian mengerti. Jadi ya, kita belajar banyak, sih. Gak cuma belajar dari sisi fotografinya doang, kita suka sharing dan saling membantu,” jelasnya
Ia pun menggambarkan rasa syukurnya terhadap perjalanan Bukaan Moment yang tadi hanya seorang diri. Perjalanan 4 tahun Bukaan Moment berhasil berdayakan perempuan sebagai #TimBukaan, saling mendukung untuk berkarya dengan hati dan rasa.
Kini, ia ditemani 17 orang lainnya yakni Soraya, Nadiya, Olfi, Prastika, Clara, Meisha, Kartika, Ken Dea, Debby, Kirania, Sheyla, Lintang, Amelia, Monique, Angela Dea, Nabilla, Dhya. Semuanya tersebar di berbagai kota mulai dari Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Makasar, hingga Batam.
Pesan Puput untuk anak muda adalah terlepas dari background pendidikan, setiap orang harus punya skill. Jangan hanya berpatok pada kuliah saja, kita perlu mengasah kembali potensi dan keterampilan.