Tahun 2014, Leo terpilih untuk mengikuti Global Entrepreneurship Bootcamp yang diselenggarakan oleh Massachusetts Institute of Technology. Ia termasuk dalam 47 orang yang terpilih setelah mengalahkan lebih dari 50.000 calon peserta lain di seluruh dunia. Di sana, ia memperoleh beberapa pengetahuan mengenai bisnis startup seperti segmentasi pasar dan bagaimana mendesain sebuah produk yang dapat diwujudkan secara nyata.
Leo pulang ke Indonesia dengan membawa ide. Ia mengetahui bahwa masalah utamanya bukan terletak pada rantai pasokan, tetapi pada ketersediaan donor. Banyak pendonor yang masih enggan datang ke PMI karena sehari-hari disibukkan dengan pekerjaan.
Tidak sedikit juga pendonor yang sudah datang namun ditolak untuk mendonorkan darahnya karena alasan medis. Ketika ada waktu dan hendak mencoba mendonor lagi, banyak pendonor yang tidak tahu kapan dan dimana bisa mendonorkan darahnya. Sebab, seringkali mereka memiliki waktu pada hari libur sedangkan PMI tutup pada hari Minggu.
Maka untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, Leo mengajak timnya untuk mengembangkan aplikasi Reblood. Ia bermimpi, suatu hari nanti tidak ada lagi orang yang harus menderita karena kesulitan mendapat pendonor darah.