Menderita Thalasemia, Fitri Asih Tetap Aktif Jadi Pejuang Pendidikan

Tidak ada satu orang pun yang berharap lahir dalam keadaan tidak sempurna. Bukan hanya tentang kesempurnaan fisik, tetapi juga segala unsur yang membangun kesehatan fisik setiap manusia. Begitu pula dengan Fitri Asih, perempuan berusia 39 tahun yang sejak bayi menderita Thalasemia, yaitu penyakit kelainan darah yang membuat sel darah merah cepat rusak ataupun tidak mampu bertahan lama seperti orang normal pada umumnya.
Sensei Fitri, begitu ia akrab disapa, menderita thalasemia mayor yang artinya tubuhnya tidak mampu memproduksi sel darah merah. Ia harus rutin transfusi darah setiap bulan agar nafas kehidupannya terus tersambung. Semua itu telah ia jalani sepanjang hidupnya.
Perawatan yang terpaksa ia jalani itupun membawa efek negativ baginya seperti kulit tubuh yang menghitam dan postur tubuh mungil. Namun Sensei Fitri tak pernah menganggap itu semua sebagai kerugian, melainkan nikmat dari tuhan. Dengan ukuran tubuhnya yang mungil, jarang ada yang percaya kalau perempuan yang berprofesi sebagai guru Bahasa Jepang dan pengusaha travel itu sudah berusia hampir kepala empat.
"Hidup adalah cinta, kasih sayang dan kepercayaan yang diberikan Allah kepada saya. Jadi saya sangat bersyukur karena Allah telah memberikan penyakit kepada saya karena tidak semua orang diberikan kepercayaan untuk menjalaninya," ucap Sensei Fitri saat ditanya tentang penyakitnya.
1. Dari hobi travelling sampai ke pengusaha travel
Perempuan kelahiran Jakarta ini juga dikenal sebagai sosok yang ceria dan memiliki hobi travelling. Berbagai negara telah ia kunjungi seperti Swedia, Jerman, Malaysia, Singapura, Arab Saudi dan tentunya Jepang. Dari hobinya itu pula kini ia sedang merintis bisnis perjalanan wisata ke Jepang dan Eropa.
Kondisi fisiknya yang sebenarnya tidak boleh lelah mampu ia tangkal dengan selalu aktiv berkegiatan dan memiliki pikiran yang positif baik dalam bekerja maupun bersosialisasi dengan banyak orang. Wajar saja jika ia memiliki banyak teman dan disukai banyak orang.
Sensei Fitri telah menderita thalasemia sejak usianya empat bulan karena faktor genetik dari kedua orangtuanya. Baik Fitri maupun orangtuanya tidak pernah merasa lelah karena kondisi yang mengharuskan wanita yang selalu tampak ceria itu bergantung dengan berbagai obat-obatan.