Liputan "DERMLIVE by La Roche-Posay", Selasa (30/11/2021). IDN Times/Tyas Hanina
Seperti kisah pribadi Ayla yang mengalami jerawat di usia dewasa, adult acne merupakan sesuatu yang cukup umum terjadi. Data yang lebih lengkap dipaparkan oleh dr. Fitria di dalam slide.
Selain di usia remaja, kondisi jerawat terjadi pada 60 persen perempuan di usia 20-29 tahun. Kemudian, dalam rentang usia 40-49 tahun, sebanyak 26 persen perempuan juga masih mengalami permasalahan kulit ini.
"Ada yang namanya adult acne atau jerawat pada usia dewasa. Tentunya, kita juga harus mengobatinya. Harus tetap aware dan menganggap itu adalah suatu kondisi kulit yang memerlukan pendekatan tertentu supaya masalahnya gak semakin berat," ujar dr. Fitria. Ia juga menuturkan bahwa jerawat merupakan salah satu dari delapan penyakit kulit yang paling sering dialami seseorang.
Untuk melalui proses pemulihan yang optimal, dr. Fitria juga mengatakan bahwa proses penanganan jerawat butuh pendekatan holistik. Ia bilang, "Gak cuma mengobati jerawatnya saja. Untuk memberikan terapi, kami juga memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai apakah kondisi jerawat itu menganggu kualitas hidup pasien."
Aspek psikomatis ini juga sempat dirasakan oleh Ayla. Untuk memahami lebih dalam tentang kondisi kulitnya, ia juga melakukan skin swab. "Aku bisa melihat kondisi skin microbiome di kulitku. Setelah dijelaskan, aku jadi lebih paham kalau di wajahku itu mengandung hampir 70-80 persen jerawat bakteri," ujarnya.
Selain mengetahui jenis jerawat pada kulit, tes tersebut juga membuat Ayla lebih tahu bahan-bahan skincare yang akan digunakannya. "Untuk mengatasi masalah jerawat, aku butuh tahu kenapa sih penyebabnya. Kita sering nyoba skincare, apa masalah kulit kita sesungguhnya," katanya.