Nadia Wardah Mumtazah (dok. pribadi)
Perempuan asal Jawa Barat ini, tidak pernah membayangkan akan menjadi pengajar matematika. Nadia lebih tertarik pada bidang kesehatan. Namun, takdir menuntunnya memilih mengenyam pendidikan di bidang matematika.
“Sebenarnya, kenapa memilih matematika itu bukan alasa khusus dari diriku sendiri,” ungkapnya kepada IDN Times secara daring pada Jumat (23/5/2025).
Semasa masih SD di Kalimantan Barat, Nadia sempat mengikuti Olimpiade Matematika hingga masuk 10 besar tingkat provinsi. Anehnya, prestasi ini diraih Nadia tanpa persiapan khusus. Momen itu meninggalkan kesan mendalam, termasuk saat melihat dosen matematika menjelaskan materi dengan gaya memukau.
“Aku pengen jadi dosen matematika dulu pas SD,” katanya.
Sayang, minatnya menjadi dosen mulai memudar sewaktu menduduki bangku SMP dan SMA. Bahkan saat mendaftar kuliah pun, Pendidikan Matematika menjadi opsi terakhir saat mengikuti SBMPTN karena arahan dari orangtua.
Dari cerita Nadia, kita tahu feeling orangtua mungkin begitu luar biasa. Begitulah takdir memilih Nadia untuk lolos dan menjadi mahasiswa Ilmu Pendidikan Matematika.
Ia menuturkan, “Jadi sebenarnya, ya gimana takdir membawaku sih. Tapi ya, memang aku dulu pernah punya keinginan untuk itu dan keinginan itu udah hilang. Tapi, justru aku dapetin di situ karena arahan dari orangtuaku. Sebenarnya gak ada alasan khusus buat aku milih matematika.”
Bukan hanya sarjana, Nadia telah melanjutkan magister di bidang Matematika. Ia juga tergabung sebagai Master Teacher di Ruangguru. Ini membuktikan bagaimana kita belajar berdamai, meski jalan hidup gak pernah sesuai dengan. apa yang diharapkan atau direncanakan.