NIVEA Hijab Run 2024 Press Conference pada Sabtu (1/2/2025) di On3, GBK, Jakarta. (IDN Times/Adyaning Raras)
"99+9km ini ditujukan untuk memberdayakan perempuan. Kami, sembilan orang, datang dari latar belakang berbeda-beda, golongan usia berbeda. Ini yang menairk, perempuan berhijab memberikan dampak bagi perempuan lain," kata Adita.
Adita Irawati sudah berkecimpung sebagai praktisi komunikasi dan public relations selama 30 tahun. Berawal dari dunia media hingga akhirnya diangkat menjadi salah satu Staf Khusus Presiden Joko Widodo pada 2018-2019. Di tahun 2020-2024 bergabung sebagai Staf Khusus Menteri Perhubungan. Kini, ia merupakan Juru Bicara Kantor Kepresidenan sejak November 2024.
Kedua, Aisyah Jati Putri (Icha), seorang pekerja kantoran yang jatuh cinta dengan dunia lari sejak 2018. Icha beranggapan bahwa lari bukan sekadar olahraga melainkan caranya menjaga keseimbangan hidup.
Ia menuturkan, "Untuk perempuan di luar sana, terutama yang berhijab. Kita puna lingkungan yang aman dan nyaman untuk berolahraga di luar. Selama menjaga pakaian dengan santun, sopan, rapi, InsyaAllah semesta mendukung."
99+9km juga menghadirkan sosok penyintas kanker payudara sekaligus ibu rumah tangga, Anggia Jelita. Meski fokus mengurus keluarga, Anggia sukses membuktikan bahwa perempuan berhijab tetap bisa aktif dan produktif dengan berolahraga. Bukan hanya menjaga kesehatan tapi Anggia juga bisa memberikan energi positif.
Arlette memiliki dedikasi tinggi dalam mendukung tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang membutuhkan perhatian lebih. Ia menjabat sebagai guru besar ilmu kedokteran gigi anak sejak 2017, sebuah pencapaian yang menunjukkan komitmen dan kecintaannya pada dunia pendidikan dan kesehatan anak.
Di balik dedikasinya yang tinggi dalam dunia kesehatan sejak 28 tahun silam, dokter gigi anak Arlette Suzy Setiawan mengaku punya misi yang harus ia tuntaskan sampai akhir lewat Charity Run.
Chia Harijanto, sosok ibu inspiratif yang mendukung perjalanan anak-anaknya sebagai student athlete. Pelari 99+9km ini rela meninggalkan kariernya dan aktif mengurus keluarga, part time agen asuransi dan tetap berbuat baik sebagai penggerak program lari amal IndoRunners.
Lalu ada Faradinita yang tumbuh dari keluarga sederhana tapi luar biasa. Sejak kecil, a sudah dikenalkan dengan dunia olahraga, dari renang hingga voli, yang menjadikannya mampu membawa prestasi di tingkat provinsi.
Kemudian, Irine Maharani, sosok perempuan inspiratif, ibu dari dua anak yang salah satunya berkebutuhan khusus (ABK). Ia rela meninggalkan pekerjaan kantoran dan fokus memberikan yang terbaik demi kesehatan anaknya. Irene merasa sangat bangga bisa mengikuti Charity Run.
"Yang bikin bangga, kita bisa menggalang donasi untuk ibu-ibu petani di NTB (lewat 99+9km Charity Run)," katanya.
Perempuan inspiratif lainnya adalah Sekarsari Suyono yang mendedikasikan hampir 20 tahun hidupnya di dunia PAUD. Baginya menjadi seorang pendidik membawa kebahagiaan tersendiri yang bisa membuatnya menghargai setiap langkah perkembangan murid-muridnya. Baginya, melihat anak-anak antusias datang ke sekolah dan menikmati proses belajar adalah sebuah hadiah berharga.
Terakhir, Vidya Hutagalung, sosok perempuan tangguh yang bekerja penuh dedikasi dalam isu-isu isu-isu perdamaian, keamanan, kesetaraan gender, inklusifitas, dan hak asasi manusia. Baginya, setiap orang memiliki kesempatan yang sama terlepas dari jenis kelamin mereka.