Okky Madasari dalam acara Real Talk by Uni Lubis yang berlangsung di IDN Media HQ, Jakarta, pada Kamis (7/12/2023). (youtube.com/IDN Times)
Sepanjang lebih dari 10 tahun, Okky sudah menelurkan banyak buku fiksi dan tulisan nonfiksi. Ada Entrok, 86, Maryam, Pasung Jiwa, Kerumunan Terakhir, Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, Mata di Tanah Melus, Mata dan Rahasia Pulau Gapi, Mata dan Manusia Laut, Mata dan Nyala Api Purba, serta judul lainnya.
Di balik itu, Okky tetap menghadapi tantangan-tantangan berat sebagai penulis. Bagi Okky, tantangan terberatnya adalah menghadapi dan menyakinkan diri sendiri untuk terus menulis.
"Challenge terbesar untuk menyakinkan kita bahwa kita harus menulis. Kamu gak akan bisa dikenal publik (kalau tujuannya dikenal publik), hanya dari satu buku. Kamu gak akan bisa memberikan dampak hanya dengan menulis sekali lalu selesai. Menulis udah jadi jalan yang harus kita lakukan. Jadi penulis artinya harus menulis dalam bentuk apa pun, menyuarakan sesuatu, dan menjadikan itu bagian dari hidup kita. Itu gak mudah, itu challenge besar," tuturnya.
Terkadang, ia merasa sedih melihat banyaknya penulis muda yang berhenti usai menghasilkan satu buku. Terlepas dari faktor-faktor tertentu, hal itu membuatnya semakin meneguhkan diri bahwa kekonsistenan untuk menulis jadi isu yang menantang.