Raisa tentang Working Mom: This is The Best Option

Banyak perubahan yang dialami Raisa setelah menikah. Salah satunya adalah perubahan hubungannya dengan dirinya sendiri. Ia belajar banyak tentang pentingnya self love dalam hubungan rumah tangga. 

"Relationship paling berubah dengan diriku sendiri, sih. Dulu pas pacaran 'semua untuk kamu' tapi sekarang gak. Aku merasa self love sangat penting. Kalau aku gak happy makin banyak orang gak happy. Ini ngaruh banget ke rumah tangga dan child development," ungkap Raisa.

Menurutnya self love bukan berarti dirinya egois. Justru, ketika Raisa mencintai dirinya sendiri, ia juga mampu memberi cinta kepada orang lain secara penuh. 

Telah berkarier sebagai penyanyi lebih dari 10 tahun membuat Raisa sangat berat untuk meninggalkan dunia musik. Meskipun kini telah berumah tangga dan memiliki seorang putri, perempuan pelantun "Serba Salah" ini tetap aktif sebagai penyanyi. Menurut Raisa, tetap bekerja ini menjadi salah satu bentuk kebahagiaan untuknya. 

"Aku selalu bilang sih. Memang kalau ninggalin rumah sedih sih. Tapi ketika aku kembali ke rumah setelah sudah nyanyi dan berada di panggung, pas ke rumah aku lebih happy dan energik. Daripada aku di rumah terus, aku capek. Aku mikir kapan ya aku nyanyi, kangen deh nyanyi. Aku ngurus anaknya jadi gak happy," ujar istri Hamish Daud ini. 

Putri Raisa, Zalina, saat ini masih berusia 10 bulan dan aktif menyusui. Sebagai Ibu, ia harus rajin memberikan ASI untuk sang putri. Hal ini cukup sulit dilakukannya, terutama dengan aktivitasnya yang padat. 

"Aku sempat kesulitan sama pumping. Setiap dua jam sekali aku harus pumping dan kalau lagi kerja harus selalu ingat pumping. Akhirnya, sekarang kalau aku kerja di rundown sering ada list Raisa pumping," papar Raisa. 

Memutuskan untuk menjadi working mom memang tidak mudah. Selain permasalahan pumping, Raisa juga mengaku harus selalu 'kejar-kejaran' dengan stok susu sang putri. Apalagi kalau dirinya harus keluar kota. Namun, Raisa beruntung memiliki keluarga terdekat yang sangat mendukungnya 

"Yang pasti butuh dukungan sih. Dukungan keluarga terdekat. Jadi gak ada lagi yang mempertanyakan kenapa aku menjadi working mom," papar perempuan kelahiran Jakarta ini.

Selain dukungan keluarga, dukungan tim Raisa juga sangat memengaruhinya sebagai working mom. Mayoritas tim raisa berjenis kelamin laki-laki dan belum keluarga, namun tim sangat mengerti kondisi Raisa.

Pada akhirnya, Raisa merasa setiap perempuan memiliki pilihan masing-masing dalam menjadi Ibu. Baik full menjadi Ibu atau memilih menjadi working mom sepertinya. Yang penting, ia bertanggung jawab dengan pilihannya tersebut. 

"Pilihan orang tuh beda-beda, sih dan dengan kebijakannya masing-masing. Menurut aku ini the best option sih. Memang membagi waktunya sulit tapi bisa," tutupnya.