Sebastian Gunawan Rilis Koleksi Oru Kami, Inspirasi dari Seni Origami

Budaya Jepang menjadi tumpuan Sebastian dan Cristina untuk koleksinya kali ini. Oru sendiri artinya adalah 'lipat', sedangkan Kami adalah kertas. Seba dan Cristina meyakini, pada dasarnya, formula membuat baju itu mirip seperti seni melipat kertas (orukami).

Diawali dengan pembuatan dasar baju atau toile dengan melipat-lipat bahan sesuai rancangan yang diinginkan. Lalu, dilanjutkan dengan lipatan itu ditransfer ke atas kertas untuk dijadikan sebuah pola.

Mereka juga mengusung budaya Jepang dengan menerapkan aksen-aksen drape kimono pada koleksi gaun-gaunnya. Sifat gelombang drape yang simetri di sejumlah rancangan dikontraskan dengan bentuk-bentuk geometrik asimetri seolah hasil bentukan Orukami.

Oru Kami memiliki jumlah total 91 koleksi. Hampir keseluruhan koleksinya menampilkan kesan yang lebih berani. Seba menyebut, biasanya koleksinya lebih elegan. Namun, kali ini ada sisi androgini hingga torehan yang lebih agresif.

"Pada umumnya, desainer itu kan menyesuaikan customer. Kita pengin maju, jadi kita memberikan koleksi yang lebih mudah dan ringan. Koleksi kita juga sekarang lebih berani, banyak koleksi yang lebih terbuka dan menonjolkan bagian punggung hingga kaki," lanjut Seba.

Oru Kami menghadirkan pilihan warna dimulai dari yang lembut seperti lavender, light blue, light grey, bergerak ke warna-warna vibrant seperti kuning, turquoise, orange, red orange, dan red coral. Warna pamungkas hitam dan putih dipilih untuk sequence rancangan bride tuxedo dan suit yang classy, didesain lebih edgy dan dekonstruktif.

"(Yang ingin disampaikan dari pilihan warna ini) bahwa memang pada awalnya kita mengikuti warna fashion yang sedang tren, vibrant, dan colorful. Lalu, akhirnya ditutup dengan sesuatu yang klasik, itu kenapa terakhir ditutup dengan warna monokrom," ujar Seba.

Pagelaran busana Oru Kami ditutup dengan koleksi bridal. Koleksi bridal-nya ini menghadirkan siluet yang tampak unik. Kesannya seperti kepompong karena memiliki siluet yang unik di bagian veil-nya.

"Ada embroidery yang memang memberikan kesan yang bridal.  Tapi siluet yang saya buat gak seperti umumnya, saya membuat siluet yang kesannya seperti kepompong, namun belakangnya menjuntai seperti kerah kimono," kata Seba.

Seba juga menyebutkan bahwa koleksi bridal-nya lebih konstruksi, karena kerahnya harus berdiri. Lalu, Seba juga memberikan kesan clean tanpa ada long tail, walau begitu siluetnya tetap modern.

Koleksi Sebastian Gunawan Signature 2024/2025 ini menggunakan bahan-bahan seperti crepe, mikado, tulle, chiffon silk, damask, lace, tweed, shantung, jacquard, leather untuk sarung tangan, dan benang rajut Chenille. Sebastian dan Cristina juga mendesain perhiasan penyempurna rancangan berupa anting, kalung, dan bros.

Ada juga pita dan modul yang siluetnya seolah dari proses Orukami. Perhiasannya dibuat oleh Rinaldy A. Yunardi.

Itu dia berbagai sneak peak dari koleksi terbaru Sebastian Gunawan yang berkolaborasi dengan Cristina. Sebanyak 91 koleksi yang dihadirkannya ini memang lebih unik dan berani.