Semangat Faye Simanjuntak Mengentaskan Perdagangan Anak Lewat 'Rumah Faye'

Pemudi ini ternyata adalah cucu dari salah satu menteri Kabinet Kerja Jokowi yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Selain itu sang ayah adalah Kol. Inf Maruli Simanjuntak, Wakil Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Kepedulian Faye tidak terlepas dari sang ayah yang mengajarkannya tentang kepedulian dan jiwa sosial terhadap sesama dan lingkungan sekitar.

Dilansir dari Jawa Pos, ide awal tercetusnya 'Rumah Faye' berawal dari proses belajar dan tugas sekolah yang didapat Faye saat ia duduk di bangku kelas 4 SD. Tugas sekolah yang ia dapatkan adalah mengenai child trafficking atau perdagangan anak yang terjadi di Indonesia. Saat itu, Indonesia termasuk ke dalam negara sumber korban perdagangan dan eksploitasi anak. Dari hal tersebut, muncul pemikiran jauh dari gadis muda ini untuk menolong anak-anak korban perdagangan anak.

Namun, keinginan Faye sempat terhambat karena orangtuanya menganggap Faye masih terlalu muda untuk terjun dalam masalah yang cukup serius itu. Meskipun begitu, dara cantik ini masih tetap berkecimpung kegiatan sosialnya misal dengan melakukan kegiatan amal.

Akhirnya, keteguhan Faye membuahkan hasil. Bersama sang mama, Paulina Pandjaitan dan teman aktivis mamanya yang juga berkecimpung dalam isu human trafficking di Indonesia, 'Rumah Faye' terbentuk pada Oktober 2013. Saat itu, Faye baru berumur 11 tahun lho!

Rumah Faye bentukan dari Faye Simanjuntak adalah organisasi sosial di bawah payung dan arahan dari Yayasan DEL, organisasi bentukan sang kakek, Luhut Binsar Pandjaitan. Dilansir dari websitenya, 'Rumah Faye' mengemban 3 misi sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Pencegahan, yaitu dengan menggalang kepedulian dan kesadaran mengenai perdagangan anak-anak.
2. Pembebasan, yaitu berusaha untuk membebaskan anak-anak yang terjerat kasus eksploitasi. prostitusi dan perdagangan anak-anak. 
3. Pemulihan, yaitu dengan melakukan pendampingan dan kesempatan bagi anak-anak yang terjerat kasus untuk melanjutkan pendidikan dan pembekalan keterampilan.

Bersama dengan Rumah Faye, Faye juga berhasil mendirikan shelter atau 'safe house' yang berlokasi di Batam. Batam dipilih karena merupakan lokasi eksploitasi perdagangan anak terbanyak dan juga jalur pintu masuk eksploitasi anak hingga ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Meskipun masih muda, Faye tetap aktif membangun 'Rumah Faye' meskipun harus membagi waktunya dengan pendidikan. Cerita inspirasi dari seorang Faye menghantarkannya untuk menjadi pembicara terkait isu eksploitasi dan perdagangan anak.

Pada usia 13 tahun ia sempat menjadi pembicara pada TED Talk dengan judul "Am I Too Young?". Faye juga sempat melakukan audiensi dengan Menteri Sosial Sosial Khofifah Indar Parawansa mengenai visi dan misi 'Rumah Faye'.

Selain itu tak tanggung-tanggung, pada 15 November 2017, Faye termasuk dalam jajaran finalis dalam Penghargaan Perdamaian Anak Internasional, mewakili Indonesia bersama dengan 2 anak muda lainnya yaitu, Mohamad (16) dari Syria, and Tymon (16) dari Polandia.

Cerita inspiratif dari Faye Simanjuntak tak hanya menjadi inspirasi bagi anak-anak seusianya, namun juga bagi orang dewasa di sekitarnya untuk terus peduli dan sadar mengenai eksploitasi, prostitusi, dan perdagangan yang dialami oleh anak-anak. Faye bersama dengan 'Rumah Faye' bertujuan untuk membuat generasi anak-anak menajdi generasi yang lebih baik di masa mendatang. Tentunya dengan bantuan kita semua.