"Karena ranah hukum yang gak lengkap itu. Jadi ketika mau melindungi seorang penyintas, society masih menganggap isu tersebut adalah ranah pribadi," ujar Suzy.
Pemilik akun Instagram @sustainable_suzy juga berpendapat bahwa permasalahan ini juga harus menjadi isu utama yang dibahas oleh pemerintah, termasuk juga dalam mengesahkan RUU PKS.
Untuk mendorong movement tersebut, The Body Shop Indonesia mengadakan kampanye bernama "Shoes in Silence". Berupa ajakan untuk menyumbangkan sepasang sepatua untuk mewakili diri mereka berdemo di depan gedung DPR.
Sepatu yang selama ini dipandang sebagai bagian perangkat busana seseorang, dalam gerakan ini juga menjadi representasi dari perjalanan hidup pemakainya. Setelah kampanye itu dijalankan, sudah ada 500 sepatu yang disumbangkan pada aksi ini.
Sepatu-sepatu tersebut menjadi simbol dari langkah dan suara untuk menyuarakan perjuangan menghentikan kekerasan seksual. Kumpulan sepatu ini pun dipamerkan pada instalasi seni yang berlokasi di Komnas Perempuan. Art exhibition yang juga memuat tentang kisah pribadi para korban dan penyintas ini juga berlangsung secara daring. Dari situs tersebut telah terkumpul dana donasi sebesar 1,1 M untuk Yayasan Pulih.
Kampanye pengesahan RUU PKS ini bukanlah pengalaman pertama The Body Shop mendorong pengesahan RUU yang berkaitan dengan masalah gender. Pada 2004-2008, mereka sempat ikut andil dalam kampanye pengesahan UU KDRT.
Di tahun selanjutnya, mereka juga berupaya untuk mendorong pemerintah Indonesia meretifikasi UU tentang sex trafficking.
"Jadi, sudah dua kali kami berkampanye tentang hal itu. Setelah sudah lewat 11 tahun kita gak melakukannya, saya rasa ini sudah saatnya mendorong isu gender kembali," pungkasnya.
Seraya tersenyum simpul, Suzy pun lanjut bercerita, "Saya bicara dengan teman-teman NGO bagaimana mendorong isu ini. Draft itu (RUU PKS) sendiri kan udah diusulkan oleh berbagai organisasi udah 8 tahun lamanya".
Setelah sempat keluar dari prolegnas tahun lalu, RUU PKS kembali menjadi prolegnas prioritas di Baleg DPR. Oleh karena itu, Suzy merasa isu ini masih harus dikawal.