Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
hollywoodreporter.com

Mungkin banyak yang tak tahu, ada sebuah film dokumenter menarik di Sundance Film Festival yang digelar pada awal tahun 2016 lalu. Dokumenter tersebut berjudul The Eagle Huntress (Wanita Pemburu Elang) yang disutradarai oleh Otto Bell.

The Eagle Huntress berkisah tentang gadis berusia 13 tahun yang meruntuhkan tradisi dalam perburuan elang di Mongolia.

Dokumenter karya Otto Bell menjadi bahan perbincangan mendekati penayangannya di beberapa bioskop di Inggris dan Amerika pada Desember 2016 nanti. Hal ini disebabkan oleh kisah dan sinematografi yang disuguhkan dalam The Eagle Huntress.

Film ini menceritakan seorang gadis berusia 13 tahun bernama Aisholpan Nurgaiv yang tinggal secara nomaden di area pegunungan di Mongolia. Aisholpan bukan sekadar sosok protagonis biasa. Dia mendobrak tradisi --sebuah budaya patriarki-- yang tertanam kuat dalam perburuan elang.

Masyarakat di area tersebut banyak yang berprofesi sebagai pemburu elang dan mengikuti lomba seperti Golden Eagle Festival untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam melatih salah satu hewan paling ditakuti tersebut. Sepanjang 12 generasi, profesi itu hanya dijalani oleh kaum pria dimana para ayah akan melatih anak laki-laki mereka untuk menjadi pemburu dan penakluk elang berikutnya.

Sang ayah bersikeras melatih putrinya untuk bisa memburu elang meski mendapat banyak kritikan.

Editorial Team

Tonton lebih seru di