Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi blush on (pexels.com/Giovanna Kamimura)

Tren blush blindness tengah ramai dibicarakan di media sosial, terutama di kalangan pencinta makeup. Istilah ini merujuk pada kondisi ketika seseorang merasa belum cukup menggunakan blush on, sehingga terus menambahkannya hingga warnanya tampak sangat mencolok atau bahkan berlebihan, meski menurut orang lain sudah cukup.

Fenomena blush blindness biasanya terjadi karena pengaruh pencahayaan saat berdandan, filter kamera, atau keinginan untuk tampil lebih segar dan merona. IDN Times akan membahas lebih dalam tentang tren blush blindness ini. Yuk, simak bersama!

1. Mengenal blush blindness

Ilustrasi blush on (pexels.com/Helen Bridal)

Blush blindness adalah istilah yang telah beredar di TikTok. Penata rias profesional, Leti Meyers, melansir laman IPSY menjelaskan bahwa situasi ini terjadi ketika kamu terus menambahkan lebih banyak perona pipi pada tampilan riasanmu karena kamu merasa tidak cukup. Tentu saja, blush blindness akan terlihat berbeda pada berbagai warna kulit.

"Pada kulit cerah hingga terang, blush blindness dapat membuat pipi terlihat terlalu memerah, tidak alami, atau bahkan seperti terbakar matahari ringan. Pada warna kulit yang lebih gelap, mungkin tidak terlalu terlihat, tetapi terlalu banyak pelapisan dapat membuat perona pipi terlihat berat atau terlalu buram alih-alih menyatu dan mulus. Di sinilah saatnya untuk mengetahui cara melapisi perona pipi dengan benar untuk warna kulitmu," kata Meyers.

Influencer kecantikan dan penata rias Jaclyn Forbes sependapat dengan apa yang dikatakan Meyers, dengan mengatakan bahwa blush blindness terjadi saat kamu berusaha semaksimal mungkin, mengaplikasikan blush on dengan tebal dan bahkan menyatakan ia adalah penggemar tren kecantikan ini. Forbes menambahkan, sejujurnya, ini adalah cara terbaik untuk mengaplikasikan blush on. Seluruh tren blush blindness adalah tentang mengabaikan standar orang lain dan menuruti keinginanmu.

2. Asal tren blush blindness

Ilustrasi blush on (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Salah satu selebriti yang kerap mengaplikasikan blush on dengan tebal ialah penyanyi Sabrina Carpenter. Penampilan perona pipinya menjadi pusat perbincangan tentang blush blindness ini. Melansir New Beauty, Beau Nelson, seorang penata rias selebriti mengatakan bahwa masalah blush blindness muncul sebagai akibat dari penggunaan produk yang berlebihan. Penggunaan memainkan peran besar, tetapi dapat juga terjadi karena pencahayaan yang buruk.

"Blush blindness mulai terkenal dari TikTok. Banyak kreator di sana membahas tren ini dengan nada lucu atau sindiran, tapi tetap ikut mencobanya. Di luar TikTok, brand makeup juga ikut mendukung tren ini, bahkan menjadikannya tema utama dalam promosi produk blush on terbaru mereka. Hal ini menunjukkan bahwa blush blindness tidak selalu dianggap negatif, bisa juga dilihat sebagai sesuatu yang seru dan kreatif," kata Yarden Horwitz, salah satu pendiri situs beauty trend forecasting.

3. Cara menghindari pengaplikasian blush blindness jika takut terlalu berlebihan

Ilustrasi blush on (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kalau kamu takut mengaplikasikan blush terlalu berlebihan, kamu bisa mengaplikasikan tips-tips di bawah ini:

  1. Biarkan blush on meresap dahulu: Sebelum kamu menghapus seluruh riasan wajah, biarkan perona pipi meresap sedikit ke dalam kulitmu. Meyers menjelaskan, bahwa terkadang, membiarkannya meresap ke dalam kulit secara alami selama beberapa menit sudah cukup sebelum memutuskan untuk menambahkan atau menghapus produk.
  2. Jangan aplikasikan blush langsung ke wajahmu: Mudah untuk mengoleskan blush on di pipi atau mengaplikasikan blush on bubuk ke kuas dan menambahkannya ke kulit wajah. Kalau kamu ingin menghindari blush blindness, kamu mungkin akan mendapat manfaat dengan mengaplikasikan blush on ke punggung tangan terlebih dahulu sebelum menambahkannya ke riasanmu. Forbes mengatakan ini membantumu mengendalikan pigmen.
  3. Gunakan lebih sedikit produk: Forbes mengatakan bahwa blush blindness sering terjadi saat kamu melapiskan perona pipi cair, perona pipi bubuk, lalu perona pipi tambahan. Jadi, jika kamu ingin menghindari blush blindness, kamu harus menggunakan lebih sedikit produk. Oleskan sedikit perona pipi di pelipis atau pangkal pipi untuk mendapatkan rona yang lebih alami. Atau, gunakan sedikit perona pipi bubuk untuk mendapatkan pipi kemerahan yang halus.

4. Gak ada salahnya mengaplikasikan tren blush blindness

Ilustrasi blush on (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kamu dapat memilih untuk tetap menggunakan warna yang kalem atau mencolok, apa pun pilihannya, tidak ada yang namanya memakai perona pipi dengan cara yang salah. Forbes mengatakan, blush blindness hanya menjadi masalah jika kamu menganggapnya demikian. Ia juga menambahkan bahwa tren tersebut menambah penampilan awet muda dan benar-benar dapat membuat seseorang tampak merona dengan sehat.

Perona pipi tebal tidak cocok untuk semua orang, tetapi itu tidak boleh menghentikanmu untuk tampil dengan riasan yang kamu inginkan. Meyers mengatakan dia senang melihat orang-orang menyukai riasan itu, terutama karena penampilan dengan perona pipi tebal sedang menjadi tren saat ini. Namun, dia mengingatkan, kuncinya adalah menggunakan produk yang tepat, membaurkannya dengan baik, dan melapisinya dengan lapisan tipis. Perona pipi yang mencolok dapat terlihat cantik jika dilakukan dengan benar

Tren blush blindness memang menunjukkan bagaimana kreativitas dalam ber-makeup bisa berkembang tanpa batas, namun penting untuk tetap memahami batasan dan menyesuaikannya dengan kesempatan serta pencahayaan. Alih-alih terjebak dalam keinginan untuk tampil lebih merona, ada baiknya mengevaluasi tampilan secara objektif agar hasil akhir tetap flattering dan natural. Pada akhirnya, tren ini bukan tentang benar atau salah, tapi tentang menemukan keseimbangan antara ekspresi diri dan estetika yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team