Sesi Tematik 1: "Addressing Gaps and Opportunity for Women Economic Empowerment". Selasa (19/7/2022). IDN Times/Adyaning Raras
Pemberdayaan perempuan juga berkaitan dengan akses, pasar, skill, dan keadilan. Semuanya dimulai dari data sehingga penting untuk memiliki data yang terpilah secara gender.
Caitlin Byrne mengatakan bahwa, "Kita harus bisa berpikir secara multistakeholder. Kita harus mengikutsertakan perspektif dari berbagai lanskap pemerintah, komunitas, sektor swasta. Dalam upaya kita mengelola tantangan tersebut, kita mendapatkan kesempatan untuk berinovasi dan perlunya kepemimpinan."
Anne Ravanona, CEO Global Invest Her dan W20 EU Delegate menjelaskan, "Ada 1.7 triliun USD gap pendanaan sampai 2019. Tidak mudah bagi perempuan mendapatkan pendanaan. Tidak ada yang berubah terhadap akses pendanaan perempuan selama 30 tahun. Tahun lalu, perempuan hanya mendapatkan 0.2 persen modal dari venture capital."
Sebanyak 15-20 persen angel investor merupakan perempuan. Salah satu cara untuk bisa mengatasi hal ini adalah mengalokasikan dana dari sektor swasta ke UMKM milik perempuan dengan membangun kemitraan. Hal ini menarik karena angel investor bisa menulis cek secara langsung tanpa melalui proses panjang atau uji kelayakan sehingga proses investasi lebih cepat.
"Perempuan bekerja sama menjadi angel investor. Ada banyak jaringan angel investor di seluruh dunia 15-20 persen. Jadi ada kesempatan, perempuan bisa bersatu di komunitas atau masyarakat. Jika perempuan butuh pendanaan atau pinjaman, maka perempuan di komunitas itu akan menyumbang atau memberikan pinjaman. Perempuan memiliki kemungkinan untuk reimburse daripada laki-laki. Jadi, tinggal gimana kita bisa menghubungkan banyak investor perempuan dan membuat mereka jadi angel investor," ungkapnya.
Hal sekecil membeli produk UMKM perempuan saja, sudah menjadi perubahan besar. Pasalnya, hal ini juga akan memberikan perubahan bagi perekonomian mereka.