Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
dok.pribadi/Ansyah Ibrahim
dok.pribadi/Ansyah Ibrahim
Artikel ini didedikasikan untuk mendukung pertumbuhan bisnis kecil dan menengah di Indonesia

Tidak semua bisnis membutuhkan investor untuk berkembang. Di tengah tren startup yang mengandalkan dana besar, Ansyah Ibrahim membuktikan bahwa konsistensi, strategi, dan kepercayaan pelanggan adalah “investor” paling kuat. Lewat startup-nya, Renyuk, ia membangun sistem manajemen apartemen dengan pendekatan berbeda — fokus pada sewa bulanan, transparansi, dan layanan berkelanjutan bagi pemilik serta penyewa.

1. Awal Sederhana dengan Dua Orang dan Satu Laptop

Akhir 2023 menandai awal perjalanan Renyuk. Ansyah dan seorang rekan memulai bisnis dari ruang kecil dengan peralatan seadanya. Tanpa investor, tanpa keistimewaan, hanya keyakinan bahwa industri properti bisa dibuat lebih efisien dan jujur. “Kami mulai dari nol. Semua dilakukan manual, bahkan mengantar kunci dan menangani penyewa sendiri,” kata Ansyah sambil tersenyum. Berbekal pengalaman itu, mereka membangun sistem internal dan membangun kepercayaan pemilik unit. Perlahan, Renyuk dipercaya mengelola lebih banyak apartemen — bukan dengan janji, melainkan bukti nyata: tingkat penyewaan yang tinggi, pembayaran tepat waktu, dan laporan transparan.

2. Perkembangan Tim Tanpa Modal Investor

Tiga tahun berjalan, Renyuk kini memiliki 10 orang tim aktif yang menangani akuisisi, layanan pelanggan, dan operasional di Jakarta dan Surabaya. Semua pertumbuhan ini tercapai tanpa investor. “Modal kami bukan besar, tapi tanggung jawab dan sistem yang terus kami perbaiki. Dari situ, pendapatan datang sendiri,” jelas Ansyah. Model bisnis Renyuk menggabungkan fee manajemen, layanan kebersihan, membership, dan garansi okupansi. Pendapatan yang diperoleh digunakan untuk membangun sistem dan memperluas layanan, bukan hanya menambah biaya promosi.

3. GMV dan Profit Melonjak 100% Tiap Tahun

Dalam dua tahun terakhir, Renyuk mencatat pertumbuhan GMV dan profit lebih dari 100 persen secara year-on-year. Ketika banyak bisnis properti berjuang menutup biaya operasional, Renyuk berhasil menjaga efisiensi sekaligus tingkat okupansi hingga 90 persen. Kuncinya adalah fokus pada nilai dan efisiensi, bukan ekspansi cepat. “Kami tidak ingin cepat besar lalu rapuh. Kami mau tumbuh stabil dan bertahan lama,” tambah Ansyah.

4. Visi Membangun Bisnis Berkelanjutan

Kini, Renyuk mulai ekspansi ke Surabaya sekaligus memperkuat sistem digital untuk pengelolaan unit dan komunikasi real-time dengan pemilik. Program Renyuk Plus Membership mendapat minat karena memberikan benefit seperti potongan deposit, layanan kebersihan gratis, dan garansi sewa. “Renyuk bukan hanya soal properti. Kami ingin menciptakan sistem yang adil untuk pemilik dan penyewa,” tutup Ansyah.

Artikel ini menyajikan kisah Renyuk sebagai contoh startup properti yang tumbuh tanpa modal investor besar, dengan fokus pada kepercayaan dan efisiensi. Cara ini memperlihatkan bahwa bisnis bisa berkembang sehat dengan strategi tepat dan layanan konsisten.

Editorial Team