Banyak anggapan bahwa laki-laki harus selalu kuat, tegar, dan tahan banting dalam segala situasi. Stereotip ini membentuk ekspektasi sosial yang membungkam ekspresi emosional mereka. Akibatnya, banyak lelaki mengalami tekanan batin tanpa merasa aman untuk meminta bantuan. Padahal, seperti halnya perempuan, laki-laki juga berhak merasa lelah, bingung, takut, dan sedih. Tapi realitanya, kebutuhan emosional laki-laki sering dianggap kelemahan atau sesuatu yang harus disembunyikan.
Banyak laki-laki menyimpan luka di balik sikap tenang mereka. Mereka menanggung beban sosial, budaya, bahkan keluarga yang menuntut ketegaran tanpa ruang untuk rapuh. Berikut ini ada beberapa alasan utama kenapa kesehatan mental laki-laki sering kali diabaikan yang dampaknya sangat nyata. Dengan memahami penyebabnya, kita bisa mulai membangun empati dan membuka ruang diskusi bagi semua gender.