Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria menangis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurutmu, bolehkah pria dan air mata bertemu? Maksudnya, kamu bakal ilfil atau tidak jika melihat seorang pria menangis? Atau, pria dan air mata harus seperti air dan minyak yang selalu terpisah?

Walaupun ada kebebasan berpendapat, sebaiknya kamu tak lagi memandang rendah pria yang menangis, ya! Kamu pun tak disarankan untuk kelak melestarikan ajaran bahwa anak laki-laki dilarang menangis.

Sesungguhnya menangis bukanlah perkara kodrat, dalam hal ini kodrat perempuan. Baik pria maupun perempuan normal saja sesekali menangis. Berikut lima alasannya:

1. Sedih adalah perasaan yang universal

ilustrasi pria berduka (pexels.com/RODNAE Productions)

Sederhananya, yang bisa sedih bukan cuma perempuan, kok. Pria juga dapat merasakan kesedihan mendalam. Malah aneh apabila mereka sama sekali tidak pernah menitikkan air mata. Ya, minimal matanya berkaca-kaca.

Misalnya saat orangtua, saudara, atau pasangannya meninggal dunia. Putusnya hubungan sedekat itu oleh kematian sudah sewajarnya membuat mereka menangis. Kalaupun ada yang mampu tidak menangis, tentu juga tak apa-apa.

Namun yang jelas, pria yang menangis ketika bersedih tidak dapat dianggap abnormal. Anggapan demikian hanyalah faktor budaya yang menekankan bahwa pria harus kuat, bukan cuma dalam hal tenaga melainkan juga menahan kesedihan.

2. Menangis bukan tanda lemahnya seorang pria

ilustrasi pria bersedih (pexels.com/Sleiman Al-Khatib)

Melanjutkan uraian sebelumnya. Jika pria diharuskan kuat menahan kesedihan, mengapa kita lebih mampu menoleransinya saat dia marah-marah? Padahal, baik sedih maupun marah sama-sama bagian dari emosi manusia.

Sampai di sini saja terlihat jelas tentang adanya cara pandang yang kurang tepat? Pun sesekali menangis tidak dapat disamakan dengan sedikit-sedikit menangis. Bila selalu menangis oleh sebab sekecil apa pun, baik pria maupun perempuan pantas disebut cengeng.

3. Lebih baik menangis daripada menjadi ledakan amarah

ilustrasi menangis di depan konselor (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menahan segala bentuk kesedihan dalam diri tidak bakal menghilangkan emosi tersebut. Kesedihan itu akan tetap ada, mengendap lalu menggumpal. Nah, ketika gumpalannya sudah terlalu besar, amarah dapat dengan mudahnya meledak.

Kenapa amarah? Karena kesedihannya sudah bercampur aduk. Dia tidak dapat lagi mengidentifikasi sebab kesedihannya apalagi menemukan cara yang tepat untuk mengekspresikan setiapnya.

Kesedihan karena dikhianati pasangan tentu berbeda dari kesedihan akibat perlakuan orangtua yang kurang baik. Begitu pula dengan kesedihan-kesedihan yang lain. Kegagalannya dalam mengidentifikasi penyebab kesedihan serta cara yang tepat untuk mengekspresikannya menjadi sumber rasa frustrasi yang baru.

4. Agar dia tak kesulitan memahami penyebab pasangan serta anaknya menangis

ilustrasi menenangkan pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Auto bingung ialah reaksinya saban mendapati pasangan dan anaknya menangis. Dia tak habis pikir mengapa mereka sampai harus menangis, kesannya lebay sekali. Akhirnya justru menuduh mereka cuma mendramatisasi keadaan.

Bahkan ia menduganya tak lebih dari air mata buaya. Seperti istri menangis hanya agar ia merasa sangat bersalah atau anak menangis demi mendapat mainan yang diinginkannya. Di sinilah dapat muncul banyak perselisihan.

Kurangnya kepekaan pria akan makna di balik air mata pasangan dan anak-anaknya membuatnya kehilangan kepercayaan terhadap mereka. Demikian juga pasangan dan anak-anaknya menjadi tidak puas dengan hubungan yang terbentuk.

5. Sama seperti perempuan, menangis dapat melegakannya

ilustrasi pria dengan raut wajah sedih (pexels.com/Edmond Dantès)

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa menangis bukanlah bagian dari kodrat seorang perempuan. Tangisan merupakan ekspresi dari perasaan yang dapat dilakukan oleh pria maupun perempuan, juga tua dan muda.

Bahkan dorongan untuk menangis terkadang amat sukar untuk dikendalikan. Apakah ini sesuatu yang merugikan? Tidak juga sebab menangis sebentar saja telah mampu membuat siapa pun merasa lebih lega dan tenang.

Apabila ketenangan telah kembali, dia bakal terhindar dari perbuatan-perbuatan yang lebih merusak baik untuk dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Kesimpulannya, sesekali menangis justru penting agar pria tidak kehilangan sisi manusiawinya. Jadi, jangan lagi menertawakan pria yang menangis, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team