Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Alex Teh - in my twenties [LEAD] _ Photo Credit Stephany Azali.jpeg
Foto profil Alex Teh (Photo: Stephany Azali)

Intinya sih...

  • EP 'in my twenties' adalah soundtrack untuk era usia 20-an, menggambarkan pengalaman hidup Alex Teh dalam enam lagu yang mencerminkan lika-liku perjalanan kedewasaan.

  • Lagu-lagu dalam EP ini dirangkai secara kronologis berdasarkan pengalaman hidup Alex sendiri sejak memasuki usia 20 tahun, dari perpisahan hingga kehilangan.

  • EP ini merupakan awal dari banyaknya karya yang akan datang dari Alex Teh, dengan lirik yang jujur mencerminkan banyak pengalaman orang-orang di masa tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penyanyi dan penulis lagu asal Jakarta, Alex Teh merilis EP perdananya ‘in my twenties’ yang mendalami pengalaman seseorang bertumbuh di usia 20 tahunan. Enam lagu yang ditulis Alex bersama gitarnya membawa pendengar dalam lika-liku perjalanan seseorang di era baru kedewasaan ini. 

Karya ini dirangkai tidak lepas dari kolaborasi dengan banyak rekan Alex di industri musik Jakarta, seperti pada halnya peran produser yang berbeda-beda untuk masing-masing dari ke-enam lagu dalam in my twenties, yaitu Will Mara, Rhesa Aditya (Endah N Rhesa), Mikha Angelo (Fellow Amateurs), Geddi Jaddi Membummi, Nathania S. Alexandra, Farrel Cahyono, dan Nikita Dompas. Di luar itu, dukungan lain juga diperoleh Alex dari rekan seperti Arash Buana, Restha Wirananda, Endah Widiastuti, Rian Idola, Kamga, Loesje Souhoka, dan Ivan Gojaya.



1. Soundtrack untuk era usia 20-an

Foto profil Alex Teh (Photo: Stephany Azali)

“Album in my twenties adalah soundtrack untuk era usia 20-an kamu! Lagu-lagu untuk menemani kamu mencintai hidup dalam era girl-boss, messy, atau apa pun itu yang unapologetically yourself. Di EP ini kamu akan bisa menemukan yang baik, buruk, dan segala hal di antaranya yang aku sendiri alami di usia 20-an aku. Gak semuanya akan indah, tapi itu gak apa-apa! Itu yang bikin rentang usia ini spesial buat kita semua," ujar Alex Teh.

Datang dari sudut pandang Alex yang tengah menjalani pendewasaan diri, ia menyampaikan esensi dari pengalamannya sejauh ini dalam single utama, “Wait A While”. Dalam lagu akustik ciri khas Alex yang menjadi salah satu lagu upbeat di EP ini, ia menyampaikan bahwa era ini merupakan waktu untuk menjelajahi pengalaman baru, mendalami diri kita yang paling autentik, dan untuk memprioritaskan diri kita masing-masing. Menyanyikan “—yeah, this love can wait a while” berulang kali dalam reff menekankan bahwa cinta bukanlah prioritasnya saat ini.

2. Berdasarkan pengalaman hidup Alex Teh

EP in my twenties dirangkai oleh Alex secara kronologis berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri sejak memasuki usia 20 tahun. Diawali dengan “I Love You So” yang menceritakan perpisahannya dengan kota Melbourne, tempat ia menjalani kuliah, untuk mendalami passion dalam bermusik di kota asalnya. Perpisahan yang tidak hanya dengan sebuah kota, tetapi dengan sebuah hubungan singkat di saat Alex belum merasa utuh dengan dirinya sendiri. Terpisahkan oleh benua berbeda pada sesuatu yang ia yakini adalah jalannya, yaitu bermusik, ia memilih untuk meninggalkan hubungan tersebut.

Diikuti oleh “Five” yang ia tulis setelah pulang dan menyadari realita akan beratnya menghadapi ketidakyakinan dunia yang ia tekuni. Berawal dari momen ia menangis di ulang tahun adiknya yang kian bertumbuh juga, Alex melihat kembali ke masa di mana hidup terasa jauh lebih ringan di usia 5 tahun. Alunan melodi yang bersemangat sengaja menjadi pengantar lirik yang penuh ketidakyakinan sebagai bentuk harapan kecil untuk kita semua yang mendengarkan.

“Blink” adalah lagu yang ditulis tentang kehilangan salah satu anggota keluarga. Sebuah pengalaman yang banyak dari kita alami di waktu-waktu yang tidak terduga, sama halnya seperti Alex. Penggambaran momen yang tidak bisa dihindari ini dilakukan dengan sangat lihai sambil mengantarkan pesan bahwa kekuatan untuk melalui hal serupa hanya bisa dilakukan dengan dukungan orang-orang terdekat. Memberikan keseimbangan dalam EP ini, “Blink” adalah titik turning point di mana realita bahwa bertumbuh tidak akan selalu indah datang dan melekat pada pendengar.

3. Awal dari banyaknya karya yang akan datang dari seorang Alex Teh

Foto profil Alex Teh (Photo: Stephany Azali)

Melanjuti tema kehilangan, “Amsterdam” juga membahas mengenai hal tersebut baik dari segi pasangan, teman, atau siapa pun yang pernah hadir dalam hidup kita. Sebuah lagu emosional yang disuguhkan dengan apik dan terbuka untuk interpretasi pengalaman masing-masing pendengar.

Lagu terakhir adalah yang dalam proses penyelesaiannya adalah titik di mana Alex merasa bahwa EP ini sudah rangkap, dengan gambaran lika-liku jelas yang ditutup oleh harapan bahwa semua ini adalah hal yang normal untuk dilalui semua orang. “Messy in The Weather” menyanyikan dengan semangat tentang keraguan serta kegaduhan yang pasti akan muncul dalam masa dewasa muda ini. Penuh dengan harapan bahwa seiring diri kita bertumbuh, akan membuahkan hasil di masa depan. Melibatkan Adhitia Sofyan dalam lagu ini menjadi hal yang secara intensional memberi semacam keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja; pesan yang datang dari seseorang yang telah menjalaninya sendiri.

EP in my twenties adalah karya yang ditulis Alex untuk mengenalkan dirinya sekaligus untuk menemani pendengar dalam menjalani, maupun mengenang, umur-umur 20-an mereka. Kejujuran dalam lirik di EP ini mencerminkan banyak pengalaman orang-orang di masa tersebut. EP in my twenties adalah awal dari banyaknya karya yang akan datang dari seorang Alex Teh.

Editorial Team