Jakarta, IDN Times – Indonesia memiliki kekayaan merek-merek heritage, mulai dari produsen camilan legendaris di Bandung hingga pengrajin batik ternama di Solo, yang telah menjadi bagian penting dari warisan budaya dan perekonomian bangsa selama puluhan tahun. Namun, seiring perubahan perilaku konsumen dan perkembangan teknologi yang mengubah cara orang berinteraksi dengan merek, bisnis-bisnis tradisional ini menghadapi tantangan besar: tetap relevan dan menarik hati generasi muda yang menginginkan interaktivitas, transparansi, dan pengalaman merek yang memikat.
Menjawab tantangan ini, Hovarlay, perusahaan teknologi asal Singapura, menghadirkan solusi inovatif Augmented Reality (AR) yang mengubah kemasan produk menjadi platform storytelling interaktif. Hanya dengan memindai kemasan menggunakan ponsel pintar, konsumen dapat mengakses beragam konten digital seperti perjalanan produk dari sumber hingga ke rak toko, video di balik layar para pembuatnya, tips penggunaan, penawaran eksklusif, hingga program loyalitas.
“Setiap produk memiliki cerita yang layak untuk dibagikan, dan di Indonesia, banyak dari cerita ini berakar pada puluhan tahun warisan, budaya, dan keterampilan tangan,” ujar Brian Tay, Co-Founder dan CEO Hovarlay dalam keterangan resminya.