Fenomena pria bisa ngobrolin bola selama berjam-jam tapi jawab chat cuma “oke” setelah dua jam itu sering bikin bingung. Padahal, topiknya gak serumit fisika kuantum, tapi responsnya suka datang kayak pengiriman paket ekonomi: lama dan penuh tanda tanya. Ada alasan-alasan kecil yang sebenarnya logis, cuma kadang luput dipahami.
Perbedaan fokus, cara berkomunikasi, sampai “mode otak” yang dipakai pria ikut berperan besar. Saat dihadapkan pada sesuatu yang mereka suka, energi sosialnya meledak. Tapi ketika harus menjawab chat, apalagi yang butuh sedikit mikir dan perasaan, tiba-tiba baterai sosialnya drop.
