Ilustrasi rokok Tjap Bal Tiga, rokok kretek pertama di Indonesia (instagram.com/disbudparkudus)
Tjap Bal Tiga bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan rokok kretek pertama di Indonesia yang didirikan oleh pengusaha bernama Nitisemito. Nitisemito sendiri dijuluki sebagai 'Raja Kretek' karena sukses mengelola pabrik-pabrik rokok yang memproduksi jutaan batang rokok dengan ribuan buruh.
Nitisemito mendirikan Tjap Bal Tiga bersama istrinya, Nasilah. Merek Tjap Bal Tiga pun resmi dipakai pada 1906. Secara bertahap, bisnis rokoknya makin terkenal dan penjualan terus meningkat. Salah satu puncak kejayaan Tjap Bal Tiga terjadi sejak 1918, yaitu saat mereka mendirikan pabrik di Desa Jati seluas enam hektare.
Berbagai cara promosi modern pun sudah dilakukan si 'Raja Kretek' ketika itu. Misalnya bungkus rokok yang dicetak di Jepang dengan logo timbul hingga menyebar brosur menggunakan pesawat terbang, radio, hingga sandiwara keliling.
Namun, bisnis Tjap Bal Tiga bukan tanpa masalah. Popularitasnya mulai menurun saat Perang Dunia II pada 1939.
Mark Hanusz dalam buku Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia's Clove Cigarettes juga menyebut ada konflik perebutan posisi di perusahaan yang melibatkan keluarganya.
Tjap Bal Tiga juga mengalami masalah karena diduga memiliki pembukuan ganda yang dianggap sebagai cara untuk tidak membayar pajak. Akibatnya, rumah dan mobil Nitisemito disita.
Beberapa tahun setelah beroperasi kembali, Tjap Bal Tiga kembali dilanda masalah. Kehadiran Jepang ke Indonesia menjadi faktor mundurnya rokok Tjap Bal Tiga.
Penjajahan Jepang yang represif membuat pabrik rokok Tjap Bal Tiga mengalami kesulitan dari segi perekonomian. Hampir semua aset Nitisemito dirampas.
Nitisemito meninggal dunia pada 1953. Setelah meninggal dunia, keluarganya sempat berupaya menghidupkan kembali rokok Tjap Bal Tiga, namun hanya bertahan 1-2 tahun sebelum akhirnya tutup permanen. Kendati sudah tak produksi lagi, rokok Tjap Bal Tiga bisa dibilang salah satu merek rokok legendaris dan rokok tertua di Indonesia.