Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang multitasking (pexels.com/pexels)
ilustrasi orang multitasking (pexels.com/pexels)

Intinya sih...

  • Mitos: pria hanya bisa fokus pada satu hal mutlakBanyak yang percaya pria hanya sanggup menangani satu tugas. Saat mengerjakan sesuatu, yang lain pasti terbengkalai. Fokus dianggap tak bisa dibagi.

  • Fakta: otak manusia memang terbatasBaik pria maupun wanita, otak sebenarnya tidak benar-benar multitasking. Yang terjadi adalah berpindah fokus cepat. Ini berlaku untuk semua manusia.

  • Mitos: wanita selalu lebih jago multitaskingStereotip ini sering dijadikan pembanding. Wanita dianggap otomatis lebih unggul. Pria jadi terlihat tertinggal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masih sering terdengar candaan bahwa pria tidak bisa melakukan banyak hal sekaligus. Mulai dari mengemudi sambil berbincang sampai mengurus hal kecil bersamaan, semua dijadikan lelucon. Label “gagal multitasking” seakan menempel begitu saja.

Padahal, di balik candaan itu ada generalisasi yang kurang adil. Setiap orang punya cara kerja otak berbeda. Menyederhanakan semua pria sebagai “gak bisa multitasking” justru menutup fakta yang lebih luas.

1. Mitos: pria hanya bisa fokus pada satu hal mutlak

ilustrasi pria berjalan sambil mendengarkan lagu (pexels.com/grzegorz)

Banyak yang percaya pria hanya sanggup menangani satu tugas. Saat mengerjakan sesuatu, yang lain pasti terbengkalai. Fokus dianggap tak bisa dibagi.

Nyatanya, pria juga melakukan banyak hal dalam sehari. Dari pekerjaan, komunikasi, hingga urusan pribadi. Bukan tidak bisa, hanya beda cara.

2. Fakta: otak manusia memang terbatas

ilustrasi pria berjalan (pexels.com/Lukas Hartmann)

Baik pria maupun wanita, otak sebenarnya tidak benar-benar multitasking. Yang terjadi adalah berpindah fokus cepat. Ini berlaku untuk semua manusia.

Semakin sering pindah tugas, semakin cepat lelah. Jadi, bukan masalah gender. Ini soal kapasitas kognitif.

3. Mitos: wanita selalu lebih jago multitasking

ilustrasi multitasking (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Stereotip ini sering dijadikan pembanding. Wanita dianggap otomatis lebih unggul. Pria jadi terlihat tertinggal.

Padahal, kemampuan multitasking sangat individual. Ada wanita yang hebat, ada pria juga. Tidak bisa digeneralisasi.

4. Fakta: pria cenderung bekerja dengan fokus mendalam

ilustrasi pria pakai kemeja kotak-kotak (pexels.com/Karolq G)

Banyak pria lebih nyaman menyelesaikan satu tugas lalu pindah. Fokus mendalam membuat hasil lebih rapi. Ini gaya kerja, bukan kelemahan.

Dengan satu fokus, kualitas meningkat. Gangguan berkurang. Ini bisa jadi keunggulan.

5. Mitos: tidak multitasking berarti tidak produktif

ilustrasi pria main hp (pexels.com/cottonbro studio)

Produktif sering disamakan dengan sibuk banyak hal. Padahal, sibuk belum tentu efektif. Ini kesalahan umum.

Produktivitas diukur dari hasil. Satu tugas selesai lebih penting daripada banyak setengah jadi. Fokus menghasilkan dampak.

Pria bukan tidak bisa multitasking. Mereka hanya punya pola kerja berbeda. Stereotip mempermudah cerita, tapi tidak selalu benar.

Daripada fokus pada label, lebih baik kenali gaya diri sendiri. Fokus atau multitasking, keduanya sah, yang penting hasilnya nyata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team