Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berpikir (pexels.com/Michael Burrows)

Intinya sih...

  • Cara belajar dan menyerap informasiBook smart suka informasi terstruktur, street smart belajar dari pengalaman langsung.

  • Respons terhadap masalahBook smart menggunakan teori, street smart mengandalkan akal cepat dan penyesuaian instan.

  • Sumber rasa percaya diriBook smart percaya diri karena ilmu pengetahuan, street smart karena kemampuan bertahan di dunia nyata.

Terkadang pintar di buku tak selalu berarti unggul di kehidupan nyata. Ada juga yang tak jago akademik, tapi lihai menyiasati tantangan hidup. Istilah book smart dan street smart sering digunakan untuk menggambarkan dua tipe kecerdasan ini.

Pria pun bisa termasuk ke salah satunya, atau bahkan memiliki kombinasi keduanya. Perbedaan keduanya bukan sekadar teori, tapi bisa memengaruhi cara hidup, cara bergaul, hingga cara memecahkan masalah. Yuk, kenali perbedaan book smart dan street smart agar kamu bisa lebih mengenal dirimu sendiri.

1. Cara belajar dan menyerap informasi

ilustrasi membaca (pexels.com/nappy)

Book smart cenderung menyukai informasi yang terstruktur dan sistematis. Mereka biasanya belajar dari buku, kursus, atau pengajaran formal lainnya. Cara belajarnya sangat teoritis dan penuh perencanaan.

Sementara itu, street smart lebih suka belajar dari pengalaman langsung di lapangan. Mereka mengandalkan intuisi, observasi, dan interaksi sosial. Belajar bagi mereka bukan di kelas, tapi di kehidupan sehari-hari.

2. Respons terhadap masalah

ilustrasi berpikir (pexels.com/Ron Lach)

Book smart biasanya akan merujuk teori atau metode yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah. Mereka suka pendekatan logis dan ilmiah untuk mencari solusi. Namun, terkadang mereka bisa kewalahan jika masalahnya tidak sesuai teori.

Sebaliknya, street smart akan mengandalkan akal cepat dan penyesuaian instan. Mereka lebih fleksibel dan reaktif terhadap perubahan situasi. Meskipun tidak selalu tepat, tapi mereka cekatan dalam mengambil keputusan.

3. Sumber rasa percaya diri

ilustrasi membaca (pexels.com/Laker)

Book smart merasa percaya diri ketika mereka tahu banyak hal secara akademis. Nilai bagus, gelar, atau pengakuan akademik adalah bentuk validasi mereka. Mereka merasa aman saat berada di lingkungan yang menghargai ilmu pengetahuan.

Sedangkan street smart percaya diri karena kemampuan mereka bertahan dan mengakali situasi sulit. Mereka seringkali tak butuh validasi formal karena sudah merasa "terbukti" di dunia nyata. Bagi mereka, kepercayaan diri tumbuh dari pengalaman hidup, bukan ijazah.

4. Gaya komunikasi

ilustrasi berbicara (pexels.com/Henri Mathieu-Saint-Laurent)

Pria book smart biasanya berbicara dengan bahasa formal, terstruktur, dan penuh istilah teknis. Mereka terbiasa berdiskusi panjang dan detail. Ini membuat mereka kadang sulit dipahami oleh orang yang tidak punya latar belakang sama.

Sementara itu, street smart lebih komunikatif dan adaptif dalam berbicara. Mereka mudah menyesuaikan gaya bahasa sesuai lawan bicara. Karena itu, mereka cenderung lebih cair dan mudah diterima dalam banyak lingkungan.

5. Cara membangun relasi

ilustrasi berbicara (pexels.com/Armin Rimoldi)

Book smart cenderung membangun relasi lewat kegiatan akademik, profesional, atau komunitas formal. Mereka suka jaringan yang berkaitan dengan minat intelektual. Relasi mereka seringkali terfokus pada kualitas daripada kuantitas.

Sebaliknya, street smart piawai menjalin koneksi di mana saja, bahkan dalam situasi spontan. Mereka paham pentingnya "kenalan yang tepat di waktu yang tepat". Relasi bagi mereka adalah kunci bertahan dan berkembang di kehidupan nyata.

6. Pandangan terhadap risiko

ilustrasi berpikir (pexels.com/Jack Sparrow)

Book smart cenderung menghindari risiko karena lebih suka bermain aman. Mereka akan menganalisis segala kemungkinan terlebih dahulu sebelum mengambil langkah. Sifat ini membuat mereka cenderung perfeksionis dan berhati-hati.

Street smart lebih berani mengambil risiko dan bereksperimen. Mereka percaya bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Dalam banyak kasus, mereka justru sukses karena nekat mencoba hal-hal yang belum tentu diajarkan di buku.

7. Tujuan hidup dan definisi sukses

ilustrasi wisuda (freepik.com/Freepik)

Book smart sering kali memandang sukses sebagai pencapaian akademik atau profesional. Gelar tinggi, jabatan prestisius, dan stabilitas adalah standar keberhasilan mereka. Hidup harus jelas dan terukur.

Street smart melihat sukses dari sisi kebebasan, pengalaman, dan kemampuan mengakali hidup. Mereka lebih fleksibel dalam mendefinisikan kebahagiaan dan pencapaian. Selama bisa bertahan dan menikmati hidup, itu sudah cukup buat mereka.

Jadi, kamu termasuk book smart, street smart, atau justru kombinasi keduanya? Memahami perbedaan ini bisa membantumu menentukan cara terbaik untuk berkembang. Kecerdasan bukan soal skor IQ saja, tapi juga soal cara kamu menjalani hidup dengan cermat dan adaptif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team