Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria berjalan sambil mendengarkan lagu (pexels.com/grzegorz)
ilustrasi pria berjalan sambil mendengarkan lagu (pexels.com/grzegorz)

Intinya sih...

  • Pria musik kerasPria yang memilih musik keras biasanya sedang butuh pelampiasan cepat atas emosi yang menumpuk. Irama yang kuat dan vokal yang meledak-ledak membantu mereka mengekspresikan hal-hal yang sulit dikeluarkan dengan kata-kata.

  • Pria musik tenangPria penyuka musik tenang lebih cenderung ingin meredam, bukan meledakkan. Mereka memilih alunan lembut sebagai upaya mengembalikan kestabilan pikiran setelah hari yang berat.

  • Emosi yang coba diselaraskanPria musik keras biasanya sedang menjalani momen penuh tekanan atau kelelahan mental. Sementara itu, pria musik tenang ingin menurunkan tensi dan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pilihan musik pria sering kali terlihat sederhana, tapi sebenarnya bisa mengungkap apa yang sedang mereka rasakan. Ada yang memilih musik keras penuh dentuman, dan ada yang lebih nyaman dengan musik tenang yang lembut di telinga. Meski dua dunia ini tampak bertolak belakang, keduanya punya fungsi yang sama: mengatur emosi yang tidak selalu mudah dijelaskan.

Di balik headphone, pria sering menyembunyikan banyak hal yang tidak sempat atau tidak sanggup mereka ucapkan. Musik jadi bahasa paling jujur yang bisa mereka pilih. Yuk kita lihat siapa sebenarnya yang lagi mencoba menata emosinya lewat playlist favoritnya.

1. Pria musik keras

ilustrasi pria mendengarkan lagu (pexels.com/Andrea Piacquadioa)

Pria yang memilih musik keras biasanya sedang butuh pelampiasan cepat atas emosi yang menumpuk. Irama yang kuat dan vokal yang meledak-ledak membantu mereka mengekspresikan hal-hal yang sulit dikeluarkan dengan kata-kata. Musik keras ini memberi ruang untuk melepaskan tekanan yang selama ini dipendam.

Mereka bukan sekadar mencari kebisingan, tapi mencari tempat aman untuk mengalihkan stres. Dengan musik keras, mereka merasa seolah ada seseorang yang meneriakkan hal-hal yang tidak bisa mereka ungkapkan. Itulah kenapa musik jenis ini terasa seperti ventilasi emosional.

2. Pria musik tenang

ilustrasi pria dengar musik (pexels.com/Eren Li)

Pria penyuka musik tenang lebih cenderung ingin meredam, bukan meledakkan. Mereka memilih alunan lembut sebagai upaya mengembalikan kestabilan pikiran setelah hari yang berat. Musik tenang bagi mereka ibarat selimut tipis yang menenangkan energi yang kacau.

Mereka mendengarkan untuk menemukan ritme yang bisa menenangkan diri dari dalam. Pilihan musik ini juga menandakan keinginan untuk tidak memperbesar masalah. Alih-alih melawan badai, mereka memilih meredakan ombak perlahan.

3. Emosi yang coba diselaraskan

ilustrasi pria mendengarkan musik (pexels.com/Eren Li)

Pria musik keras biasanya sedang menjalani momen penuh tekanan atau kelelahan mental. Musik itu membantu mereka mempercepat proses pelepasan emosi agar tidak menumpuk. Mereka ingin menghentikan kekacauan dengan sesuatu yang terdengar lebih keras dari pikirannya.

Sementara itu, pria musik tenang ingin menurunkan tensi dan kembali stabil. Mereka mencari ketenangan sebagai cara menghadapi hari yang melelahkan. Musik jadi media untuk menata ulang isi kepala dengan perlahan.

4. Cara mereka memulihkan diri

ilustrasi pria mendengarkan musik (pexels.com/Michael Burrows)

Pria dengan musik keras sering merasa lebih “hidup” setelah mendengarkan lagu-lagu penuh energi. Musik menjadi booster yang mengembalikan keberanian menghadapi hari berikutnya. Sensasi ini membuat mereka merasa sudah mengeluarkan sebagian tekanan batin.

Sebaliknya, pria dengan musik tenang merasa pulih lewat ketenangan yang dijaga. Mereka butuh suasana hening yang dibalut suara lembut untuk memulangkan diri ke titik netral. Pemulihan mereka berjalan perlahan tapi lebih mendalam.

5. Siapa yang sebenarnya lagi ngatur emosi?

ilustrasi pria dengar musik (pexels.com/George Park)

Jawabannya: keduanya. Hanya saja cara mereka berbeda yang satu menghadapi dengan ledakan energi, yang satu lagi meredakan dengan ketenangan. Musik bagi keduanya adalah cara paling aman untuk memahami apa yang sedang terasa.

Mereka mungkin tidak menyadari, tapi playlist yang diputar sering jadi petunjuk tentang apa yang sedang terjadi di dalam diri. Musik keras atau musik tenang, keduanya adalah bentuk regulasi emosi yang sama-sama valid.

Pada akhirnya, pilihan musik pria adalah bentuk komunikasi diam yang jarang mereka tunjukkan ke orang lain. Ketika kata-kata sulit keluar, musik jadi jembatan untuk memahami diri sendiri. Setiap genre membawa cara berbeda untuk meredakan atau melepas tekanan.

Yang penting bukan seberapa keras atau tenangnya musik yang mereka dengarkan, tapi seberapa jauh musik itu membantu mereka merasa lebih baik. Karena pada akhirnya, setiap pria hanya sedang mencoba memahami emosinya, satu lagu demi satu lagu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team