Foto profil band Supermachine (juaaandf untuk Instagram.com/supermachineband)
Supermachine membuka track pertama dengan “Better Left Unsaid”, disusul oleh “Unfold Myself”. Kedua lagu itu sempat menjadi single untuk menandakan kemunculan band tersebut di tahun lalu, dan kini lagu tersebut masuk ke dalam rangkaian EP mereka. Track selanjutnya “I’ll Go Away”, lagu ini banyak mengambill pengaruh dari band-band alt rock dan shoegaze. Kemudian “Grey”, lagu ini sama seperti kedua lagu yang sudah kami sampaikan di awal tadi. Kemudian “Lust”, menjadi salah satu track favorit pendengar dengan aransemen grunge-nya.
Dan, yang terakhir adalah “For Real”, bertindak sebagai lagu penutup dengan tempo yang berbeda dari lagu-lagu sebelumnya baik secara musik, notasi vocal, sound serta menambahkan instrumen string sebagai pemanis. Namun jangan salah, EP mereka ini jauh dari aransemen yang tenang.
Rata-rata lagu mereka berdurasi tiga sampai empat menitan yang menandakan tatanan gaya musik yang memanfaatkan ruang paska alt rock-grunge shogaze yang dinamis. Kuat secara emosional, tidak terlalu rumit secara sonic namun dihuni aura bermuatan melodi sedih dan aransemen string yang ciamik.
EP ini masuk ke dalam zona nyaman mereka untuk menjelajahi rekaman penting seperti The Smashing Pumkins, Nirvana, Hum, My Vitriol, dan Swervedriver menenun bermacam-macam lapisan yang menarik dan tidak ingin berlama-lama di satu riff gitar.