Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/EVG Kowalievska)
ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/EVG Kowalievska)

Intinya sih...

  • Buat daftar kebutuhan barang yang perlu kamu beli, hindari pembelian impulsif

  • Nikmati proses berbelanja dengan melakukan riset barang yang akan dibeli, bandingkan aspeknya secara jangka panjang

  • Beri waktu beberapa hari hingga minggu sebelum benar-benar membelinya, jauhkan diri dari godaan iklan dan promo barang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Slow shopping menjadi tren belakangan ini bagi pria yang gak ingin berbelanja impulsif. Slow shopping merupakan kesadaran untuk berbelanja dengan lebih tenang dan gak terburu-buru. Di tengah gempuran iklan, influencer sosial media, dan promo menarik yang mendorong orang untuk berbelanja, slow shopping mengajak untuk lebih menikmati proses berbelanja agar membeli barang yang benar-benar disukai dan dibutuhkan.

Jadi bukan sekadar menjadi korban iklan dan promo saja ketika kamu berhasil menerapkan slow shopping. Bagi kamu yang ingin menghemat bujet dan ingin lebih mindfulness saat berbelanja, perlu tahu bagaimana tips slow shopping untuk pria yang bakal IDN Times bahas kali ini. Jadi, simak baik-baik tips-tipsnya agar kamu bisa berbelanja dengan lebih tenang dan penuh kesadaran, bro!

1. Buat daftar kebutuhan barang yang perlu kamu beli

ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dengan membuat daftar barang apa saja yang kamu butuhkan untuk dibeli, maka kamu akan lebih terjaga dari pembelian impulsif. Saat menuliskan daftar barang yang ingin dibeli, kamu juga memiliki waktu untuk benar-benar memikirkan apakah kamu membutuhkan barang itu atau tidak. Kamu lebih bisa berpikir dengan jernih saat membuat rencana pembelian di awal, daripada langsung menuju ke toko atau marketplace ketika ingin berbelanja dan baru memikirkan barang apa yang akan dibeli.

Selain itu, kamu juga bisa memikirkan berapa bujet yang akan kamu alokasikan untuk belanjaanmu, bro. Dengan mengalokasikan bujet, kamu jadi lebih sadar kondisi keuangan kamu saat itu. Sehingga menghindari uang tabungan habis karena belanja impulsif yang diluar rencana.

2. Nikmati proses berbelanja dengan melakukan riset barang yang akan dibeli

ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/Clem Onojeghuo)

Belanja bisa begitu nikmat saat kamu gak buru-buru mengeluarkan uang untuk melakukan pembelian. Cobalah melakukan survei dan riset barang yang kamu butuhkan sebelum mengeluarkan uang untuk membelinya. Misalnya kamu membutuhkan smartphone baru, cobalah lakukan riset dengan seksama untuk mendapatkan smartphone yang paling cocok.

Lihat ulasan dan pengalaman pengguna barang yang ingin kamu beli dengan detail. Buat catatan tentang kelebihan dan kekurangan beberapa kandidat barang yang menarik hatimu. Bandingkan setiap aspeknya dan pikirkan penggunaannya secara jangka panjang. Memang ini membutuhkan waktu, tetapi akan ada rasa puas setelah kamu membeli barang yang sudah kamu riset sejak lama dengan menikmati prosesnya.

3. Beri waktu beberapa hari hingga minggu sebelum benar-benar membelinya

ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat terbesit keinginan untuk membeli suatu barang, terkadang keinginan itu sebenarnya gak harus diikuti, bro. Kamu bisa mencoba memberi jarak waktu ketika ingin membeli sesuatu. Misalnya kamu ingin membeli sepatu baru, dan sudah menemukan sepatu mana yang kamu inginkan. Cobalah untuk menunda pembelian beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian.

Jika selama jeda waktu yang kamu berikan ternyata kamu sudah lupa dengan sepatu itu, maka sebenarnya kamu gak butuh sepatu itu, bro. Terkadang perasaan ingin membeli hanya muncul saat itu saja. Ketika momen itu sudah lewat, keinginan untuk membeli pun bisa hilang, bro. Kecuali jika kamu benar-benar butuh barang tersebut. Jika gak dibeli bisa mengganggu aktivitas. Barulah kamu bisa membeli barang itu dengan lebih cepat karena memang kamu butuhkan.

4. Jauhkan diri dari godaan iklan dan promo barang

ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kehidupan sehari-hari pria zaman sekarang sangat mudah terpapar dengan iklan dan promo yang mendorong untuk membeli suatu barang. Mulai dari iklan di sosial media, hingga influencer yang menawarkan suatu barang untuk dibeli. Iklan dan penawaran yang muncul pun dikemas agar kita merasa perlu membeli barang tersebut.

Agar bisa menerapkan slow shopping dengan baik, coba hindari paparan iklan dan penawaran tersebut yang biasanya datang dari sosial media. Puasa sosial media dan hanya buka sosial media saat perlu saja, bisa membantu mengurangi paparan iklan dan penawaran ini. Biarkan diri kamu yang memegang kendali pembelian barang, bukan karena ajakan dari iklan atau penawaran yang kamu lihat secara random, bro.

5. Mensyukuri apa yang sudah kamu miliki

ilustrasi pria berbelanja (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Dengan bersyukur, kamu jadi gak mudah tergoda membeli barang baru. Saat kamu mensyukuri apa yang sudah kamu punya, maka kamu akan merasa cukup, bro. Kamu jadi lebih terfokus dengan barang-barang yang sudah kamu miliki. Sehingga gak ada rasa ingin menambah barang lain karena rasa syukur sudah memiliki barang yang ada di rumahmu.

Dengan mensyukuri barang yang dimiliki, kamu juga jadi lebih rutin untuk merawatnya agar tetap awet dan layak dipakai. Saat merawat suatu barang, ada perasaan yang sama menyenangkannya saat membeli barang baru, karena barang yang kamu miliki ternyata masih baik-baik saja untuk dipakai. Sehingga pembelianmu hanya untuk barang yang benar-benar kamu butuhkan dan belum kamu miliki saja.

Dengan menerapkan slow shopping, gak hanya dompet yang jadi lebih tenang, tapi juga perasaan kamu, bro. Sehingga kamu menjadi pria yang lebih bijak dalam mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu. Jadi, coba terapkan tips slow shopping yang sudah dibahas di atas ya, bro!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team