Segigih apapun dia meraih cita-citanya, semandiri apapun dia menyelesaikan masalahnya, sematang apapun emosinya menghadapi tetek-bengek dunia, hingga seluas apapun wawasannya, dia tetaplah wanita yang membutuhkan seorang pria disisinya. Dan kamulah sang pria yang dipilihnya.
Maka, dampingilah perjuangannya. Toh, buah dari perjuangan tersebut juga akan berdampak padamu. Berjuanglah bersamanya, jangan malah meninggalkannya karena kamu merasa dia terlalu jauh melangkah di depanmu. Jika kamu sempat merasa demikian, maka kejarlah dia, bukannya berbalik arah.
Lagipula, jika kamu malah memintanya berhenti melangkah, bukankah itu sudah menunjukkan sisi egois dalam dirimu? Jadilah lelaki yang mampu mengimbangi langkahnya, bukannya mematahkan langkah. Perluaslah pola pikirmu bahwa konsep mengejar langkahnya tersebut tidak melulu menyamakan level pendidikanmu dengannya.
Dia memang lebih unggul di ranah pendidikan, maka unggulkanlah dirimu di bidang lain. Misalnya saja pekerjaan, aspek religius, ataupun kepribadian.
Intinya, jangan malah merasa minder jika wanita yang ingin kamu perjuangkan tersebut ternyata memiliki kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi darimu. Lengkap-melengkapilah, bukannya malah menyerah.