ilustrasi sedang memakai topi (pexels.com/Flávio Santos)
1. Apa saja “aturan dasar” yang harus diperhatikan saat memakai topi agar tidak terlihat norak?
Beberapa aturan dasar meliputi: memastikan ukuran topi sesuai dengan kepala, menyesuaikan model topi dengan bentuk wajah, memadupadankan warna topi dengan pakaian agar tidak kontras berlebihan, memperhatikan konteks acara (kasual atau formal), dan memperhatikan cara memakai (posisi miring atau lurus) agar tidak terkesan asal-asalan.
2. Bagaimana cara memilih ukuran topi yang pas?
Ukur lingkar kepala dengan pita ukur di atas alis dan sekitar kepala. Pilih ukuran topi yang sedikit longgar namun tidak longgar berlebihan agar tidak bergeser atau jatuh saat dipakai. Topi yang terlalu kecil membuat kepala sesak, sedangkan yang terlalu besar terlihat tidak estetik.
3. Apakah semua model topi cocok untuk semua bentuk wajah?
Tidak. Model topi seperti fedora, pork pie, atau bucket hat akan terlihat berbeda tergantung bentuk wajah (oval, bulat, persegi, segitiga, dsb.). Pilih model yang bisa “menyeimbangkan” proporsi wajahmu, misalnya topi dengan brim lebar jika wajahmu panjang, atau brim tengah untuk wajah bulat agar tidak makin bulat.
4. Seberapa penting keserasian warna antara topi dan pakaian?
Sangat penting. Hindari kombinasi warna yang terlalu menyolok atau clash. Gunakan topi dengan warna netral atau warna yang berada di palet yang sama dengan outfitmu agar tampilan lebih harmonis. Warna topi yang kontras bisa menarik perhatian tapi juga bisa tampak menyimpang jika tidak hati-hati.
5. Apakah cara memakai topi (kemiringan, posisi di atas dahi) memengaruhi kesan penampilan?
Ya. Cara memakai topi bisa mengubah citra yang dipancarkan. Memakai topi sangat miring atau terlalu mundur bisa terkesan santai atau cuek, sedangkan memakai lurus dan sejajar sering kali terlihat lebih rapi dan elegan. Pilih posisi yang nyaman dan sesuai dengan gaya wajah serta suasana acara.