Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria memakai jaket denim (pexels.com/Ryan Holloway)
ilustrasi pria memakai jaket denim (pexels.com/Ryan Holloway)

Intinya sih...

  • Jaket kulit: kesan maskulin dan tahan lama

  • Jaket denim: gaya santai dan praktis

  • Perawatan berbeda, pilihan sesuai karakter

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jaket adalah salah satu fashion item pria yang punya peran besar dalam membentuk kesan pertama. Di antara banyak pilihan, jaket kulit dan jaket denim selalu dianggap sebagai dua gaya ikonik yang tak pernah benar-benar hilang. Keduanya sering muncul kembali di berbagai era dengan karakter yang tetap kuat.

Meski sama-sama klasik, jaket kulit dan denim menawarkan nuansa yang berbeda. Pilihan antara keduanya sering kali mencerminkan kepribadian dan gaya hidup pemakainya. Di sinilah perbandingan keduanya menjadi menarik untuk dibahas.

1. Jaket kulit dan kesan maskulin klasik

ilustrasi pria berjaket kulit (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Jaket kulit identik dengan kesan tegas dan maskulin. Sejak lama, item ini diasosiasikan dengan kebebasan, keberanian, dan karakter kuat. Tak heran jika jaket kulit sering dipakai untuk menciptakan tampilan yang berwibawa.

Selain tampilannya, jaket kulit juga dikenal tahan lama. Dengan perawatan yang tepat, jaket ini bisa dipakai bertahun-tahun bahkan semakin terlihat berkarakter. Inilah yang membuat jaket kulit sering dianggap investasi gaya.

2. Jaket denim dengan gaya santai dan fleksibel

ilustrasi jaket denim dan Hoodie (pexels.com/RDNE Stock project)

Jaket denim menawarkan kesan yang lebih kasual dan mudah didekati. Item ini cocok untuk berbagai aktivitas sehari-hari tanpa terlihat berlebihan. Denim juga mudah dipadukan dengan banyak outfit.

Karakter denim yang ringan membuatnya nyaman dipakai dalam banyak kondisi. Dari nongkrong hingga perjalanan singkat, jaket denim terasa praktis. Fleksibilitas inilah yang membuatnya selalu relevan.

3. Daya tahan dan perawatan keduanya

ilustrasi pria memakai jaket (pexels.com/Rafa Barros)

Jaket kulit dikenal sangat awet, tetapi membutuhkan perawatan ekstra. Material kulit perlu dijaga dari kelembapan dan kotoran agar tidak cepat rusak. Perawatannya memang lebih detail.

Sementara itu, jaket denim relatif lebih mudah dirawat. Bisa dicuci dengan lebih praktis tanpa perlakuan khusus. Namun, seiring waktu, denim juga bisa memudar dan menipis jika sering dipakai.

4. Kesan gaya dalam berbagai situasi

ilustrasi jaket denim dan kaos polos (pexels.com/John Diez)

Jaket kulit lebih cocok untuk tampilan malam atau acara dengan kesan bold. Dipadukan dengan boots atau sepatu kulit, tampilannya langsung terlihat tegas. Kesan dewasa dan percaya diri lebih menonjol.

Jaket denim lebih fleksibel untuk siang hari dan suasana santai. Cocok dipadukan dengan sneakers atau kaos sederhana. Tampilan tetap rapi tanpa terkesan terlalu serius.

5. Memilih sesuai karakter dan kebutuhan

ilustrasi pria dan burung (pexels.com/Sümeyye Büşra ŞANLI)

Pilihan antara jaket kulit dan denim sebaiknya disesuaikan dengan gaya hidup. Jika sering tampil di situasi formal kasual atau ingin kesan kuat, jaket kulit lebih tepat. Karakternya langsung terlihat.

Namun, jika mengutamakan kenyamanan dan fleksibilitas, jaket denim bisa jadi pilihan utama. Tidak ribet dan mudah dipadukan. Yang terpenting, jaket tersebut terasa nyaman dipakai.

Jaket kulit dan denim sama-sama memiliki tempat istimewa dalam dunia fashion pria. Keduanya tidak lekang oleh waktu karena punya karakter yang kuat dan jelas. Perbedaannya terletak pada kesan dan fungsi.

Pada akhirnya, gaya ikonik adalah soal kecocokan. Memilih jaket yang sesuai dengan karakter akan membuat penampilan terasa lebih autentik. Di situlah fashion benar-benar berbicara tentang diri pemakainya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team