Dulu, sebelum hoodie dan jaket kulit jadi ikon gaya pria modern, topi fedora sempat memegang peran besar sebagai simbol kejantanan. Di awal abad ke-20, fedora bukan cuma sekadar pelindung kepala, tapi juga representasi kelas sosial, status, dan identitas laki-laki sejati. Dipakai oleh aktor Hollywood, detektif fiksi, hingga gangster ternama, topi ini menjelma jadi atribut yang sarat makna dan karisma.
Fenomena fedora di masa itu begitu kuat karena setiap lipatan dan lekukannya mencerminkan kepribadian pemakainya. Pria yang mengenakan fedora dianggap memiliki gaya elegan, disiplin, dan berwibawa. Tapi seiring waktu, citra itu perlahan memudar, tergeser oleh perubahan tren dan makna sosial yang lebih cair. Meski begitu, pesonanya tetap sulit diabaikan, terutama bagi pencinta mode klasik.
